22 December, 2010
Komponen Delphi7
Jendela IDE Delphi 7 mempunyai perangkat-perangkat yang dapat dipergunakan untuk memudahkan seorang programmer dalam membuat program. Secara default , Borland telah mengatur letak perangkat-perangkat sedemikian rupa, perangkat-perangkat tersebut diantaranya :
1. Menu
Menu pada Delphi memiliki kegunaan seperti menu pada aplikasi Windows lainnya. Dari menu ini programmer dapat memanggil, menyimpan program, menjalankan program, meremove komponen atau menambahkan komponen baru dan lain sebagainya. Singkatnya segala sesuatu yang berhubungan dengan IDE Delphi dapat Anda lakukan dari menu.
2. Speed Bar
Speed Bar atau yang sering juga disebut toolbar berisi kumpulan tombol yang tidak lain adalah pengganti beberapa item menu yang sering digunakan. Dengan kata lain, setiap tombol pada Speed Bar menggantikan salah satu item menu. Sebagai contoh, tombol kiri atas adalah pengganti File New , tombol disebelah kanannya adalah pengganti menuFile Open , dan seterusnya.
3. Component Palette
Component Palette berisi kumpulan icon yang melambangkan komponen-komponen pada VCL ( Visual Component Library ). VCL adalah merupakan pustaka komponen yang dengannya Anda dapat membangun sebuah aplikasi. Pada Component Palette , terdapat beberapa tab, yaitu Standard , Additionals , Data Access , Data Controls dan lain sebagainya.
4. Object TreeView
Object TreeView berisi struktur pohon yang menampilkan semua nama komponen yang telah Anda letakkan pada form designer atau biasa juga disebut dengan hirarki seperti pada Windows Explorer .
5. Object Inspector
Object Inspector digunakan untuk mengubah karakteristik dari sebuah komponen. Ada dua tab pada Object Inspector , yaitu Properties dan Events . Pada tab Properties Anda dapat mengubah nilai dari beberapa komponen yang telah diletakkan pada form , sedangkan tab Eventsdigunakan untuk menyisipkan kode untuk menangani kejadian tertentu. Kejadian dapat dibangkitkan karena bebarapa hal, seperti pengklikan mouse, penekanan tombol keyboard, penutupan jendela dan lain sebagainya.
6. Form Designer
Form Designer merupakan tempat dimana programmer dapat merancang jendela aplikasi atau tempat untuk desain interface dari aplikasi Windows . Desain form dilakukan dengan cara meletakkan komponen-komponen yang diambil dari Component Palette .
7. Code Editor
Code Editor adalah tempat dimana programmer menuliskan kode program yang pernyataan-pernyataannya dalam bahasa Object Pascal . Hal utama yang perlu diperhatikan dalam Code Editor adalah Anda tidak perlu menuliskan seluruh kode sumber karena Delphi telah menuliskan semacam kerangka sumber.
Jenis-jenis komponen standar Delphi 7.
Kelebihan MySQL
Sebagai software database dengan konsep database modern, MySQL memiliki banyak kelebihan.
- Protability => MySQL dapat digunakan dengan stabil tanpa kendala, berarti pada berbagai sistem operasi diantaranya seperti Windows, Linux, Mac OS X Server, Solaris, Amiga HP-UX dan masih banyak lagi.
- Open source MySQL didistribusikan secara open source di bawah lisensi GPL, sehingga dapat memperoleh menggunakannya secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya sepeserpun.
- Multiuser => MySQL dapat digunakan untuk menangani beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. Hal ini akan memungkinkan sebuah database server MySQL dapat diakses client secara bersamaan dalam waktu yang bersamaan pula.
- Performance Tuning => MySQL memiliki kecepatan yang cukup menakjubkan dalam menangani query sederhana, serta mampu memproses lebih banyak SQL persatuan waktu.
- Column Types => MySQL didukung tipe kolom(tipe data) yang sangat kompleks.
- Command dan Functions => MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah SELECT dan WHERE dalam query.
- Scalability dan Limits => Dalam hal batas kemampuan, MySQL terbukti mampu menangani database dalam skala yang besar dengan jumlah record lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 miliar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada setiap tabelnya.
Interface
Sama halnya dengan software database lainnya, MySQL memiliki interface (antarmuka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Aplication Programming Interface).
- Struktur tabel => Struktur tabel MySQL cukup baik, serta cukup fleksibel. Misalnya ketika menangani Alter Table, dibandingkan database lainnya semacam ProgresSQL ataupun Oracle.
MySQL merupakan database yang sangat cepat, dapat diandalkan dan mudah untuk digunakan. Jika hal itu yang anda cari maka anda harus mencobanya. Selain itu, source programnya pun dapat anda dapatkan secara gratis dan syntax-syntaxnya mudah untuk dipahami dan tidak rumit serta pengaksesan database dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Kelebihan – kelebihan MySQL
Selain karena Open Source program, MySQL juga memiliki kelebihan-kelebihan yang tak kalah bagusnya dengan Database Server lainnya, seperti SQL server, Sybase bahkan Oracle. Kelebihan-kelebihan itu antara lain :
- Dapat bekerja di beberapa platform yang berbeda, seperti LINUX, Windows, MacOS dll.
- Dapat dikoneksikan pada bahasa C, C++, Java, Perl, PHP dan Python.
- Memiliki lebih banyak type data seperti : signed/unsigned integer yang memiliki panjang data sebesar 1,2,3,4 dan 8 byte, FLOAT, DOUBLE, CHAR, VARCHAR, TEXT, BLOB, DATE, TIME, DATETIME, TIMESTAMP, YEAR, SET dan tipe ENUM.
- Mendukung penuh terhadap kalimat SQL GROUP BY dan ORDER BY. Mendukung terhadap fungsi penuh ( COUNT ( ),COUNT (DISTINCT), AVG ( ), STD ( ), SUM ( ), MAX ( ) AND MIN ( ) ).
- Mendukung terhadap LEFT OUTHER JOIN dengan ANSI SQL dan sintak ODBC.
- Mendukung ODBC for Windows 95 (dengan source program). Semua fungsi ODBC 2.5 dan sebagainya. Sebagai contoh kita dapat menggunakan Access untuk connect ke MySQL server.
- Menggunakn GNU automake, autoconf, dan LIBTOOL untuk portabilitas.
- Kita dapat menggabungkan beberapa table dari database yang berbeda dalam query yang sama.
- Ditulis dengan menggunakan bahasa C dan C++. Diuji oleh compiler yang sangat jauh berbeda.
- Privilege (hak) dan password sangat fleksibel dan aman serta mengujinkan ‘Host-Based’ Verifikasi.
15 December, 2010
White Box Testing
Metode mendesain kasus uji dengan menggunakan struktur kontrol dari desain prosedural (fungsi-fungsi) untuk membuat kasus uji
SW Engineer harus dapat membuat kasus uji yang menjamin semua aliran modul yang independen minimal diuji sekali
Menguji semua putusan lojik (logical decisions) pada ruang lingkup yang benarnya dan yang salah
Menguji semua perulangan (looping) dalam ruang lingkupnya dan ruang operasinya
Menguji struktur data internal untuk memastikan validitasnya
Graph Matrices
Dapat secara otomatis menggenerasi flow
graph dan mendeterminasi aliran dasar proses
Dapat menggunakan graph matrix sebagai
tools
Graph matrix:
adalah bujursangkar dengan #sisi yang
merepresentasikan #simpul
baris dan kolom merepresentasikan simpul
nilai 1 merepresentasikan adanya keterhubungan antar
simpul
Graph Matrices
Condition Testing bertujuan untuk mengeksekusi semua kondisi
lojik dari sebuah modul program
Dapat mendefinisikan
Relational Expression (E1 op E2) : dimana E1 dan E2 adalah
arithmetic expression
Simple Condition: variabel boolean atau relational expression,
mungkin diawali dengan operator NOT
Compound condition: terdiri dari dua atau lebih simple conditions,
operator boolean, dan tanda kurung
Boolean Expression: kondisi tanpa relational expression
Tipe kesalahan pada sebuah kondisi dapat mencakup:
boolean operator error (adanya incorrect/missing/extra boolean
operator)
boolean variable error
boolean parenthesis (tanda kurung) error
relational operator error
arithmetic expression error
Metode condition testing fokus pada pengujian setiap kondisi yang
ada pada program
Keuntungan strategi condition testing
Memperkirakan pengujian berdasarkan kondisi adalah hal yang simpel
Cakupan pengujian dapat mengarahkan pada penambahan kasus uji
untuk sebuah program
Beberapa strategi yang termasuk condition testing
Branch Testing
Domain Testing
Branch and Relational Operator Testing – menggunakan kondisi sebagai
batasan
Contoh: C1 = B1 & B2
dimana B1, B2 adalah boolean conditions
Batasan kondisi D1, D2 dimana D1 dan D2 dapat bernilai true (t) atau
false (f)
Cabang dan operator relasi membutuhkan batasan-batasan { (t,t), (f,t),
(t,f) } harus dipenuhi untuk eksekusi C1
Cakupan batasan-batasan menjamin pendekteksian kesalahan
pada operator relasional (relational operator errors)
Branch testing adalah strategi pengujian
berbasis kondisi yang paling simpel
Untuk setiap kondisi percabangan C, maka
setiap cabangnya harus dieksekusi minimal
sekali (yang bernilai true atau false)
Metode Data Flow testing memilih aliran tes dari program
berdasarkan lokasi pendefinisian dan penggunaan variabel
dalam program
dengan Data flow testing
Setiap statemen di dalam program diasumsikan diisi dengan angka
yang unik dan diasumsikan tidak ada fungsi yang mengubahnya
Defs( s ) = { x | statemen S berisi pendefinisian X }
Use( s ) = { x | statemen S berisi penggunaan X }
DU Chain (Definition - Use Chain) dari variabel X dengan bentuk
{X, S, S’}, dimana S, S’ adalah jumlah statemen, X di dalam
Defs(S) dan Defs(S’).
Rangkaian yang mungkin lainnya:
DD (Definition-Definition Chain) – harus dihindari
UU (Use-Use Chain) - common chain
UD (Use-Definition Chain) - common chain
Salah satu strategi yang simpel adalah Strategi DU Testing
Strategi ini menyatakan bahwa setiap DU chain harus dilalui minimal
sekali
Loop adalah dasar dari banyak algoritma.
Loop Testing (2)
Untuk menguji:
Simple Loops dengan n kali:
Abaikan perulangan
Masuki perulangan sekali
Masuki perulangan dua kali
Masuki perulangan m kali dimana m
Masuki perulangan (n-1), n, dan (n+1) kali
Nested Loops
Mulai dengan perulangan yang ada di dalam, set semua perulangan
ke nilai minimum
Uji sebagai simple loop untuk perulangan yang ada di dalam
Pengujian dari dalam ke luar
Lanjutkan sampai semua loop diuji
Concatenated Loops
Jika perulangan independen, gunakan pengujian simple loop
Jika perulangan tidak saling independen, gunakan nested loops.
Unstructured loops
Jangan diuji – harus didesain ulang
13 December, 2010
KOMUNIKASI
DEFINISI
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau
menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar
apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Beberapa definisi komunikasi adalah:
1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu
dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang
pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain
(Davis, 1981).
4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain,
komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).
TUJUAN KOMUNIKASI
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan dengan orang lain
6. Menyelesaian sebuah masalah
7. Mencapai sebuah tujuan
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
PROSES KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut :
Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan
Semua fungsi manajer melibatkan proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat pada skema
dibawah ini :
1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan
harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan
dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya
2. Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami
oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata,
gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian
pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah
tertentu.
3. Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman,
telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan
disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
4. Mengartikan kode/isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan
harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti
/dipahaminya.
5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam
bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim
6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk
verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak
pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan
dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan
yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan
dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap
perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima
pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan
informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan
kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh
dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu
kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima
salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
DASAR KOMUNIKASI
Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: Niat, Minat, Pandangan, Lekat, Libat.
Niat menyangkut :
Apa yang akan disampaikan
Siapa sasarannya
Apa yang akan dicapai
Kapan akan disampaikan
Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:
· Faktor obyektif : merupakan rangsang yang kita terima
· Faktor subyektif : merupakan faktor yang menyangkut diri si penerima stimulus
Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada sasaran, menafsirkan
informasi yang diterima tergantung pada pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kerangka pikir
seseorang.
Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.
Libat, merupakan keterlibatan panca indera sebanyak-banyaknya.
JENIS KOMUNIKASI
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan
antara manusia atau kelompok
Jenis komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi verbal dengan kata-kata
2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh
1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan
disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting
dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat
diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi
lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak
proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa
mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan
satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,
langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi
akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu
untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal
memberikan arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan
suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak
mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai
lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan.
Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi
yang lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan
dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh,
dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak
memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi,
konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan
perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan
dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat
menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai
bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan
selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya
untuk menghilangkan stress
BENTUK KOMUNIKASI
Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk :
1. Bentuk Komunikasi berdasarkan
a. Komunikasi langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.
Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan
isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.
A-------------------B
b. Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima
penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya
menggunakan radio, buku, dll.
Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya
2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :
a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah
yang besar, umumnya tidak dikenal.
Komunikasi masa yang baik harus :
Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele
Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
Bentuk gambar yang baik
Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)
1. Komunikasi kelompok
Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan
dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
b. Komunikasi perorangan.
Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
Perawat----- ® ¬ ------Pasien
3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :
a. Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak
mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
A ------------------® B
b. Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya
komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik
HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
· Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
· Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti
lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau
bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
· Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
· Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
· Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi
lebih lanjut.
· Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa
adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan
nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesa
1. Kelas dibagi menjadi empat (4) kelompok
2. Masing-masing kelompok memilih ketua kelompok.
3. Ketua kelompok menugaskan anggota kelompoknya untuk berpasang-pasangan. Masingmasing
menanyakan kepada pasangannya tentang :
- Keluarga (anak, istri/suami dll)
- Pendidikan
- Tempat kerja
- Rencana masa depan, termasuk rencana yang berkaitan dengan SPMKK dan tidak
boleh dibuat catatan.
4. Setelah itu saling bergantian (10 menit).
5. Setelah itu masuk dalam kelompok kecil dan menceritakan apa yang dia peroleh dari
pasangannya (pasangannya tidak boleh berkomentar sebelum selesai penyampaian).
6. Setelah selesai baru diklarifikasi oleh yang bersangkutan (YBS).
7. Terakhir diskusikan apa yang dapat anda peroleh dari permainan diatas
8. Catatan untuk fasilitator :
- Metoda ini untuk melihat :
a. Apakah seseorang dapat menjadi seorang pendengar yang baik
b. Apakah seseorang dapat menyampaikan informasi dengan jelas
- Setelah itu sampaikan “10 Ciri-Ciri Pendengar yang Baik”
Model
Pengertian Model
Model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, atau gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal. Perbedaan pokok antara teori dan model adalah: teori merupakan penjelasan, sementara model hanya merupakan representasi. Yang dimaksud model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Secara umum, model-model komunikasi dapat dibagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua menyangkut pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi masa terhadap perorangan. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat berisikan model-model yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok kelima mencakup model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa
Fungsi Model
Fungsi model ada empat (4):
- Mengorganisasikan,
- Membantu menjelaskan,
- Meuristik dan
- Memprediksi.
Jenis – Jenis Model
1. Model Lasswell
Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang untuk tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswel ( Forsdale 1981 ), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia menggunakan lima pertanyaan yang perlu di tanyakan dan di jawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who ( siapa ), says what ( mengatakan apa ), in which medium atau dalam media apa , to whom atau kepada siapa, dan dengan what effect atau apa efeknya.
Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model Lasswell ini akan kelihatan bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan who tersebut adalah menunjuk kepada siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang memulai komunikasi ini dapat berupa seseorang dan dapat juga sekelompok orang seperti organisasi stsu persatuan.
Pertanyaan kedua adalah says what atau apa yang dikatakan. Pertanyaan ini adalah berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang disampaikan dlam komunikasi tersebut.
Pertanyaan ketiga adalah to whom. Pertanyaan ini maksudnya menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari komunikasi.
Pertanyaan keempat adalah through what atau melalui media apa. Yang dimaksudkan dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerakan badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku, dan gambar. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah tidak semua media cocok untuk maksud tertentu.
Pertanyaan terakhir dari model Lasswell ini adalah what effect atau apa efeknya dari komunikasi tersebut. Pertanyaan mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan 2 hal yaitu apa yang ingin dicapai dengan hasil komunikasi tersebut dan kedua, apa yang dilakukan orang sebagai hasildari komunikasi. Akan tetapi perlu diingat, bahwa kadang-kadang tingkah laku seseorang tidak hanya disebabkan oleh faktor hasil komunikasi tetapi juga dipengaruhi factor lain.
2. Model Shannon
Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model komunikasi dari Claude Shannon atau lebih dikenal dengan model Shannon Wever. Model ini berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi masing-masing komponen.
a. Sumber Informasi ( Information Source )
Dalam komunikasi manusia menjadi sumber informasi adalah otak. Pada otak ini terdapat kemungkinan message / pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari berjuta-juta pesan yang ada.
b. Transmitter
Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi mesin.
Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal , sedangkan pada komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti, telepon, radio, televisi, foto, dan film.
c. Penyandingan (Encoding ) Pesan
Penyandingan ( encoding ) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam otak kedalam suatu sandi yang cocok dengan Transmitter. Dalam komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
Pada komunikasi yang menggunakan mesin, di mana alat-alat yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga berasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komunikasi lainnya.
d. Penerima dan Decoding
Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-alat suara dan otot-otot tubuh. Penerima dalam hal ini adalah alat-alat tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal. Misalnya telinga menerima dan menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata. Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau lebih organ tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet.
e. Tujuan (Destination)
Komponen terakhir dari Shanon adalah destination (tujuan) yang dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
f. Sumber Gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan kedengarannya suara mobil lewat anak-anak berteriak yang semuanya itu mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise.
Gangguan ini selalu ada dalam tiap-tiap komunikasi. Oleh sebab itu kita harus siap menetralkan gangguan dan tidak terkejut dengan kehadirannya. Untuk menetralkan gangguan ini Shannon mengemukakan empat cara seperti berikut :
- Menambah kekuatan ( power ) dari signal. Misalnya kalau kita berbicara dengan seseorang di jalan yang suasananya hiruk pikuk, kita perlu memperkeras suara kita dalam berbicara supaya tidak diteln suara hiruk pikuk dan agar dapat didengar oleh lawan kita berbicara.
- Mengarahkan signal dengan persis. Seperti halnya dalam pembicaraan diatas, taktik lain yang bisa dipakai untuk mengatasi gangguan adalah berbicara dekat sekali dengan lawan berbicara sehingga suara kita itu dapat menetralkan gangguan suara lain.
- Menggunakan signal lain. Sebagai tambahan terhadap dasar pertama, dapat digunakan taktik lain untuk menetralisir gangguan yaitu dengan memperkuat pesan dengan signal lain misalnya, dengan gerakan kepala, gerakan badan, sentuhan, dan sebagainya.
- Redudansi. Redudansi dalam situasi yang normal kurang baik digunakan., tetapi dalam suasana yang hiruk pikuk pengulangan kata-kata kunci dalam pembicaraan perlu dilakukan untuk membantu memperjelas pesn yang disampaikan.
3. Model Schraumn
Wilbur Schraumn memberikan model proses komunikasi yang agak berbeda sedikit dengan dua model sebelumnya. Dia memperlihatkan pentingnya peranan pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman akan menentukan apakah pesan dikirimkan diterima oleh sipenerima sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh sipengirim pesan. Schraumn mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang pengalaman, bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima diinterpretasikan dengan benar.
Model ini sama dengan model-model sebelumnya yaitu memperlihatkan proses komunikasi yang satu arah dan tidak dua arah. Oleh karena Schraumn menyadari pentingnya balikan dalam komunikasi, akhirnya menyempurnakan model ini menjadi model dua arah. Balikan adalah penting dalam proses komunikasi karena akan menceritakan kepada kita bagaimana pesan yang dikirimkan diinterpretasikan oleh yang menerima pesan. Bila penerima pesan memberikan balikan kepada si pengirim maka si penerima berubah menjadi si pengirim atau sumber sehingga komunikasi tidak satu arah lagi tetapi satu lingkaran. Seorang individu dapat dipandang sebagai pengirim atau penerima pesan.
4. Model Berlo
Model-model komunikasi makin hari makin dikembangkan di antaranya yang paling terkenal model yangf dikembangkan oleh David Berlo pada tahun 1960. Modelnya hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber, pesan, saluran dan penerima atau receiver. Akan tetapi pada masing-masing komponen tersebut ada sejumlah faktor kontrol.
Faktor ketrampilan, sikap, pengetahuan, kebudayaan, dan sistem social dari sumber atau orang yang mengirim pesan merupakan factor penting dalam menentukan isi pesan, perlakuan atau treatment dan penyandian pesan. Faktor-faktor ini juga berpengaruh kepada penerima pesan dalam menginterpretasikan isi pesan yang dikirimkan. Saluran yang dapat digunakan dalam komunikasi adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan alat peraba.
Model komunikasi Berlo di samping menekankan ide bahwa meaning are in the people atau arti pesan yang dikirimkan pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri .Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa interpretasi pesan terutama tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang di tafsirkan oleh si pengirim atau si penerima pesan.
PENGKODEAN DATA
Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier dengan frekuensi fc.
Gambar 3.1 Teknik Pengkodean Data dan Modulasi
Empat kombinasi yang muncul dari komunikasi pada gambar 3.1 :
· Data Digital, Sinyal Digital
· Data Analog, Sinyal Digital
· Data Digital, Sinyal Analog
· Data Analog, Sinyal Analog.
DATA DIGITAL, SINYAL DIGITAL
Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary ditransmisikan dengan
meng-encode -kan tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal.
Sinyal unipolar adalah semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang sama, yaitu
positif semua atau negatif semua.
Sinyal polar adalah elemen-elemen sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili
oleh level tegangan positif dan yang lainnya oleh level tegangan negatif.
Durasi atau lebar suatu bit adalah waktu yang diperlukan oleh transmitter untuk memancarkan bit tersebut.
Modulation rate adalah kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam bauds atau elemen sinyal per detik.
Istilah mark dan space menyatakan digit binary '1' dan '0'.
Tugas-tugas receiver dalam mengartikan sinyal-sinyal digital :
· receiver harus mengetahui timing dari tiap bit
· receiver harus menentukan apakah level sinyal dalam posisi bit high(1) atau low(0)
Tugas-tugas ini dilaksana kan dengan men-sampling tiap posisi bit pada tengah-tengah
interval dan membandingkan nilainya dengan threshold.
Faktor yang menentukan sukses dari receiver dalam mengartikan sinyal yang datang :
· Data rate (kecepatan data) : peningkatan data rate akan meningkatkan bit error rate (kecepatan error dari bit).
· S/N : peningkatan S/N akan menurunkan bit error rate.
· Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data rate.
Lima faktor yang perlu dinilai atau dibandingkan dari berbagai teknik komunikasi :
- · Spektrum sinyal : disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi; untuk mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal digunakan disain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi.
- · Clocking : menentukan awal dan akhir dari tiap posisi bit dengan mekanisme synchronisasi yang berdasarkan pada sinyal transmisi.
- · Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal.
- · Interferensi sinyal dan Kekebalan terhadap noise
- · Biaya dan kesulitan : semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk memenuhi data rate yang ada, semakin besar biayanya.
Gambar 3.2. Format encoding sinyal digital.
Nonreturn-to-Zero-Level (NRZ-L) yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif dipakai untuk mewakili binary lainnya.
Nonreturn to Zero Inverted (NRZI) yaitu suatu kode dimana suatu
transisi (low ke high atau high ke low) pada awal suatu bit time akan
dikenal sebagai binary '1' untuk bit time tersebut; tidak ada transisi berarti
binary '0'. Sehingga NRZI merupakan salah satu contoh dari differensial encoding.
Keuntungan differensial encoding : lebih kebal noise, tidak dipengaruhi oleh level tegangan.
Kelemahan dari NRZ-L maupun NRZI : keterbatasan dalam komponen dc dan kemampuan synchronisasi yang buruk
MULTILEVEL BINARY
Kode ini menggunakan lebih dari 2 level sinyal (contohnya : pada gambar
3.2, bipolar-AMI dan pseudoternary).
Bipolar-AMI yaitu suatu kode dimana binary '0' diwakili dengan tidak
adanya line sinyal dan binary '1' diwakili oleh suatu pulsa positif atau
negatif.
Pseudoternary yaitu suatu kode dimana binary '1' diwakili oleh ketiadaan
line sinyal dan binary '0' oleh pergantian pulsa-pulsa positif dan negatif.
Keunggulan multilevel binary terhadap NRZ : kemampuan synchronisasi
yang baik, tidak menangkap komponen dc dan pemakaian bandwidth yang
lebih kecil, dapat menampung bit informasi yang lebih.
Kekurangannya dibanding NRZ : diperlukan receiver yang mampu
membedakan 3 level (+A, -A, 0) sehingga membutuhkan lebih dari 3 db
kekuatan sinyal dibandingkan NRZ untuk probabilitas bit error yang sama.
BIPHASE
Dua tekniknya yaitu : manchester dan differential manchester.
Manchester yaitu suatu kode dimana ada suatu transisi pada setengah dari
periode. tiap bit : transisi low ke high mewakili '1' dan high ke low
mewakili '0'.
Differential manchester yaitu suatu kode dimana binary '0' diwakili oleh
adanya
transisi di awal periode suatu bit dan binary '1' diwakili oleh ketiadaan
transisi di awal
periode suatu bit.
Keuntungan rancangan biphase :
· Synchronisasi : karena adanya transisi selama tiap bit time,
receiver dapat men-synchron-kan pada transis tersebut atau dikenal
sebagai self clocking codes.
· Tidak ada komponen dc.
· Deteksi terhadap error : ketiadaan dari transisi yang diharapkan,
dapat dipakai untuk mendeteksi error.
Kekurangannya :
· memakai bandwidth yang lebih lebar dari pada multilevel binary.
MODULATION RATE (KECEPATAN MODULASI)
Modulation rate adalah kecepatan dimana elemen-elemen sinyal terbentuk.
Contoh : untuk kode manchester, maksimum modulation rate = 2 / tB.
TEKNIK SCRAMBLING
Teknik biphase memerlukan kecepatan pensinyalan yang tinggi relatif terhadap
data rate sehingga lebih mahal pada aplikasi jarak jauh sehingga digunakan
teknik scrambling dimana serangkaian level tegangan yang tetap pada line
digantikan dengan serangkaian pengisi yang akan melengkapi transisi yang cukup
untuk clock receiver mempertahankan synchronisasi.
Hasil dari disain ini :
· Tidak ada komponen dc
· Tidak ada serangkaian sinyal level nol yang panjang
· Tidak terjadi reduksi pada data rate
· Kemampuan deteksi error.
Bipolar with 8-Zeros Substitution (B8ZS ) yaitu suatu kode dimana :
· Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang
mendahului oktaf ini adalah positif, maka 8 nol dari oktaf tersebut diencode
sebagai 000+-0- +
· Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang
mendahului oktaf ini adalah negatif, maka 8 nol dari oktaf tersebut diencode
sebagai 000-+0+ -
High-density bipolar-3 zeros (HDB3 ) yaitu suatu kode dimana menggantikan
string-string dari 4 nol dengan rangkaian yang mengandung satu atau dua pulsa
atau disebut kode violation, jika violation terakhir positive maka violation ini
pasti negative dan sebaliknya (lihat tabel 3.3).
Media Transmisi
Media transmisi dapat digolongkan menjadi guided media dan unguided media. Pada guided media gelombang dikendalikan sepanjang jalur fisik. Contohnya, twisted pair, coaxial cable dan fiber optic. Pada unguided media, disediakan alat untuk mentransmisikan data namun tidak
mengendalikannya. Contohnya, perambatan gelombang di udara dan komunikasi menggunakan wireless.
Karakteristik dan mutu suatu transmisi data ditentukan oleh dua hal, yaitu karakteristik media dan karakteristik sinyal.
Untuk guided media, media itu sendiri menjadi lebih penting dalam penentuan batasan-batasan
transmisi. Pada unguided media, karakteristik transmisi lebih ditentukan oleh kualitas sinyal yang dihasilkan melalui antena tarnsmisi dibandingkan dengan medianya sendiri.
Dengan mempertimbangkan desain sistem transmisi data, perhatian ditekankan pada rate data dan jarak. Sejumlah faktor-faktor perancangan yang berkaitan dengan media transmisi dan sinyal yang menentukan rate dan jarak, antara lain :
1. Bandwidth. Semakin besar bandwidth sinyal, maka semakin tinggi rate data yang diperoleh.
2. Gangguan transmisi. Gangguan, misalnya atenuasi, membatasi jarak.
3. Interferensi. Interferensi dari sinyal-sinyal yang berkompetisi dalam band frekuens yang saling tumpang tindih dapat mengubah atau menghapuskan sinyal.
4. Jumlah receiver. Media guided yang digunakan untuk membangun suatu hubungan titik ke titik atau multipoint akan dapat memunculkan atenuasi dan distorsi, serta membatasi jarak dan rate data.
Media Transmisi Guided
Untuk media transmisi guided, kapasitas transmisi, baik dalam hal rate maupun bandwidth, sangat bergantug pada jarak dan sistem transmisi medianya. Guided media yang biasanya digunakan adalah twisted pair, caxial cable dan fiber optic. Tabel berikut menunjukkan karakter transmisi titik ke titik dari guided media.
Twisted Pair
Twisted pair merupakan media transmisi guided yang paling banyak digunakan. Sebuah twisted pair terdiri dari dua kawat yang disekat dan disusun dalam suatu pola spiral beraturan. Biasanya, beberapa pasang kawat dibundel menjadi satu kabel dengan cara dibungkus dalam sebuah sarung pelindung. Penggulungan cenderung meningkatkan interferensi
crosstalk di antara sepasang kawat yang saling berdekatan di dalam satu kabel.
Twisted pair dapat digunakan untuk mentransmisikan transmisi analog maupun digital. Untuk sinyal analog diperlukan amplifier kira-kira setiap 5 – 6 km. Untuk transmisi digital diperlukan repater kira-kira setiap 2 atau 3 km.
Infra Merah
Komunikasi infra merah dapat dilakukan menggunakan transmitter/receiver yang memodulasi cahaya infra merah yang koheren. Transceiver harus berada dalam jalur pandang. Transmisi infra merak tidak dapat melakukan penetrasi terhadap dinding.
Penjalaran Gelombang
Sebuah sinyal dapat mejalar melalui tiga rute, yaitu :
1. Menyusur tanah (ground wave). Sinyal menjalar mengikuti kontur permukaan bumi. Contohnya pada radio AM. Frekuensinya berada di bawah 2 Mhz.
2. Melalui udara (sky wave). Sinyal dapat dipantulkan oleh ionosfer dan bagian atas atmosfer. Frekuensinya 2-30 MHz.
3. Berdasarkan jarak pandang (line of sight). Sinyal dijalarkan pada garis lurus antara transmitter dengan receiver. Frekuensinya diatas 30 MHz
Transmisi Data
Kesuksesan sebuah transmisi bergantung kepada dua faktor, yaitu :
mutu sinyal yang ditansmisikan dan karakteristik media transmisi yang digunakan. Suatu media transmisi dapat digolongkan menjadi :
- Guided media. Pada media ini, gelombang dikendalikan sepanjang jalur fisik. Contohnya, twisted pair, coaxial cable, fiber optic.
- Unguided media. Media ini menyediakan alat untuk mentransmisikan data namun tidak mengendalikannya. Contohnya, perambatan gelombang di udara dan komunikasi menggunakan wireless.
Sinyal merupakan fungsi waktu, namun dapat diekspresikan sebagai suatu fungsi frekuensi; dimana sinyal terdiri dari komponen-komponen frekuensi yang berbeda.
Berdasarkan analisis fourier, dapat ditunjukkan bahwa sinyal apapun dibentuk dari komponen-komponen pada berbagai frekuensi, masing-masing komponen berbentuk sinusoidal.
Gelombang sinusoidal umumnya dituliskan sebagai berikut.
s(t) = Asin(2πft +φ )
Gelombang sinusoidal digambarkan oleh tiga parameter : Amplitudo (A), frekuensi (f) dan fase(φ). Amplitodo adalah nilai tertinggi atau kekuatan sinyal setiap waktu, nilainya diukur dalam volt.
Frekuensi adalah banyaknya sinyal yang berulang setiap detik (Hz). Fase adalah ukuran posisi relatif dalam suatu waktu di dalam satu periode sinyal.
Panjang gelombang adalah jarak yang diperlukan oleh sinyal untuk melakukan satu cycle atau jarak antara dua titik pada suatu cycle yang berurutan pada fase yang sama.
Spektrum sebuah sinyal adalah rentang frekuensi dimana spektrum berada.
Semakin tinggi data rate suatu sinyal, semakin besar pula bandwidth efektifnya. Atau dengan kata lain, semakin besar bandwidth sebuah sistem transmisi, maka semakin tinggi data rate potensialnya.
Transmisi Data Digital dan Analog
Data merupakan entity yang mempunyai arti.
Sinyal merupakan tampilan data dalam bentuk elektrik atau elektromagnetik. Pensinyalan
merupakan penyebaran sinyal secara fisik melalui suatu media yang sesuai.
Transmisi adalah komunikasi data melalui penyebaran dan pemrosesan sinyal-sinyal.
Data analog berupa data yang menerima nilai yang terulang secara terus menerus dan kontinu dalam beberapa interval. Contohnya data suara dan video.
Modem (modulator/demodulator) mampu mengubah suatu deretan pulsa voltase biner (two-valued) menjadi suatu sinyal analog dengan cara menandai data digital diatas frekuensi pembawa (carrier frequency).
Codec (coder/decoder) mamproses sinyal analog menampilkan data secara langsung dengan memperkirakan sinyal tersebut melalui deretan bit.
Sebaliknya, pada receiver, deretan bit digunakan untuk merekonstruksi data
analog.
Transmisi analog merupakan suatu alat untuk mentransmisikan sinyalsinyal
analog tanpa memperhatikan isinya.
Alasan lebih populernya pensinyalan menggunakan teknik digital, adalah :
• Teknologi digital semakin murah.
• Integritas data lebih baik.
• Kapasitas lebih besar daripada analog
• Adanya security dengan privacy yang lebih baik karena teknik enkripsi.
• Integrasi antara data-data digital.
Gangguan Transmisi
Macam-macam gangguan transmisi yang paling signifikan adalah:
- • Atenuasi dan distorsi atenuasi.
adalah fungsi jarak.
Untuk mengatasi atenuasi, pertimbangan yang harus diperhatikan :
o Sinyal yang diterima harus cukup kuat untuk dapat diterima dan dideteksi oleh receiver.
o Level sinyal harus lebih tinggi dari derau tanpa error.
o Harus diperhatikan bahwa atenuasi merupakan fungsi frekuensi yang meningkat sehingga mengurangi tingkat kejelasan sinyal.
- • Distorsi delay
yang berbeda-beda.
- • Derau (noise)
transmisi. Kategori noise :
o Noise suhu, noise akibat perubahan temperatur.
o Noise intermodulasi, noise akibat percampuran frekuensi.
o Crosstalk. Timbulnya sinyal multiple.
o Derau impuls. Noise akibat pulsa yang tidak beraturan.
- • Crosstalk.
multipel.
Kapasitas Kanal dan Bandwidth Nyquist
Kapasitas kanal merupakan rate maksimum pada data yang dapat di transmisikan melalui suatu jalur komunikasi tertentu pada kondisi tertentu.
Bila sinyal terdiri dari V level diskrei, maka teorema Nyquist menyatakan :
Laju data maksimum = 2Hlog2V bit/detik
Misalnya, sebuah kanal 3-kHz tanpa noise tidak akan dapat mentansmisikan sinyal biner pada kecepatan melebihi 6000 bps. Bila terdapat random noise, maka perbandingan daya sinyal terhadap noise yang terukur disebut dengan signal-to-noise ratio atau S/N. Kadangkadang
ratio-nya sendiri tidak pernah dicantumkan tapi diberikan dalam kuantitas 10 log10 S/N. Pada tahun 1984, Claude Shannon menunjukkan bahwa laju maksimum data sebuah kanal dengan noise yang bandwidthnya H Hz, dengan rasio S/N, dapat dinyatakan dengan :
Jumlah bit/detik maksimum = H log2(1+S/N)
Misalnya, kanal dengan bandwidth 3 kHz dan S/N 30 dB, tidak pernah
mentransmisikan lebih dari 30.000 bps, tidak perduli banyak atau sedikit level
sinyal yang dipakai.
Protokol dan Arsitektur Protokol
Protokol dan Arsitektur Protokol
Saat dua atau lebih komputer saling dihubungkan melalui sebuah jaringan komunikasi maka untuk dapat saling berkomunikasi diperlukan “bahasa” yang sama. “Bahasa” tersebut merujuk pada protokol. Dengan kata lain, protokol merupakan rangkaian aturan yang membawahi proses pertukaran data diantara dua entity atau merupakan persetujuan semua pihak yang berkomunikasi tentang bagaimana komunikasi tersebut harus dilakukan.
Entity merupakan istilah yang merujuk pada elemen-elemen aktif pada sebuah layer, yang dapat meliputi program-program aplikasi user, program transfer file, sistem managemen data, terminal dan lain-lain. Entity-entity yang berisi layer yang bersesuaian pada mesin yang berlainan disebut peer. Dengan kata lain, peer-lah yang berkomunikasi dengan menggunakan protokol. Seperti dijelaskan diatas, protokol berisi sejumlah aturan yang mengatur format dan arti sebuah frame, paket, atau pesan diantara dua peer-entity dalam sebuah layer. Entity menggunakan protokol agar dapat mengimplementasikan definisi–definisi layanannya. Sebuah entity dapat
mengubah protokolnya dengan alasan tertentu.
Elemen kunci sebuah protokol adalah :
- Syntax, meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan format data dan level-level sinyal.
- Semantics, meliputi informasi kontrol untuk koordinasi dan pengendalian kesalahan.
- Timing, meliputi kesesuaian urutan dan kecepatan.
menggunakan protokol untuk dapat mengimplementasikan layanannya. Entity mempunyai kebebasan mengubah protokolnya dengan alasan tertentu.
Arsitektur Protokol
Sering kali sistem komunikasi yang digunakan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Misalnya, sistem transfer file yang memiliki modul-modul yang mentransmisikan password, file command dan records. Modul-modul tersebut disusun dalam rangkaian terstruktur. Struktur tersebut disebut sebagai arsitektur protokol. Dengan kata lain, sebuah arsitektur protokol adalah struktur urutan dari hardware dan sotfware yang mendukung pertukaran data diantara sistem dan mendukung aplikasi terdistribusi.
Arsitektur Protokol Sederhana
Untuk mengurangi kerumitan rancangan, sebagian besar jaringan diorganisasikan sebagai suatu tumpukan (layer) atau level. Jumlah, nama, isi, dan fungsi setiap layer dapat berbeda dari jaringan satu dengan lainnya. Akan tetapi, pada semua jaringan, tujuan sebuah layer adalah untuk memberikan layanan kepada layer yang ada di atasnya. Dengan kata lain,
arsitektur jaringan merupakan himpunan layer dan protokol. Pada setiap layer, satu protokol atau lebih diterapkan dalam sistem komunikasi.
Karakteristik penting sebuah protokol adalah sebagai berikut.
- Langsung/tidak langsung
- Monolitis/terstruktur
service dari entiti yang lebih rendah. Secara tidak langsung, entiti pada tingkat yang lebih tinggi tergantung pada entiti yang lebih rendah untuk menukar data.
- Simetris/tidak simetris
- Standar/non standar
Suatu tugas (task) yang dilakukan oleh sebuah protokol dinamakan fungsi.
Fungsi-fungsi protokol dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori sebagai berikut.
- Encapsulation
- Segmentasi dan Reassembling
o Kemampuan jaringan komunikasi menerima ukuran blok.
o Efisiensi Error control.
o Efisiensi Flow control.
o Efisiensi buffer.
Kerugian dari segmentasi, antara lain :
o Overhead menjadi lebih besar.
o Terjadinya banyak interrupt akibat semakin banyaknya blok yang masuk.
Kebalikan dari segmentasi adalah reassembling. Reassembling adalah pengumpulan kembali sebuah data dari blok-blok yang sudah disegmentasi.
- Connection control
- Ordered delivery
- Flow control
- Error control
- Addressing
1. Addressing level (tingkatan pengalamatan), menunjuk pada tempat dimana suatu entiti berada. Umumnya, alamat semacam ini disebut dengan network-level addressing.
Contohnya dalam arsitektir TCP/IP disebut dengan alamat IP (IP address) atau dalam OSI disebut Network Service Access Point (NSAP).
2. Addressing scope (jangkauan pengalamatan).
3. Connection identifiers (identifikasi koneksi), konsep ini muncul pada transfer data yang lebih berorientasi koneksi. Pada tranfer data berorientasi koneksi, kadang hanya dipergunakan sebuah nama koneksi selama fase transfer data.
Keuntungan penggunaan identifikasi koneksi antara lain :
• Mengurangi overhead.
• Dapat menentukan rute yang jelas (routing).
• Efektif untuk koneksi yang lebih dari satu secara simultan.
• Sekal suatu koneksi dijalankan, ujung sistem mampu mempertahankan informasi kondisi yang berkaitan dengan koneksi tersebut.
4. Addressing mode (mode pengalamatan). Berhubungan dengan rujukan pada sistem tunggal (unicast address) atau port.
- Multiplexing
menunjukkan koneksi dari koneksi multiple ke sistem tunggal atau dari
sistem tunggal ke port, juga berhubungan dengan pemetaan koneksi
dari satu level ke level yang lain.
- Transmission services
- Prioritas: pesan-pesan tertentu, misalnya control massage, diperlukan untuk mendapatkan delay minimum.
- Mutu layanan: golongan data tertentu membutuhkan laju penyelesaian minimum atau batas penundaan maksimum.
- Security: kemungkinan dimintanya mekanisme pengamanan atau pembatasan akses.
Model 3 lapisan (three layer model)
Komunikasi data dibagi menjadi 3 lapisan yang berdiri sendiri, yaitu :
Network access layer, berkaitan dengan perpindahan data diantara
komputer dengan jaringan dimana jaringan tersebut dihubungkan.
Transport layer, berkaitan dengan lapisan yang digunakan oleh semua
aplikasi.
Application layer, berkaitan dengan aplikasi dari user.
Yang perlu diperhatikan adalah, tidak ada data yang dipindahkan
secara langsung dari layer n sebuah mesin ke layer n mesin lainnya.
Melainkan setiap layer melewatkan data dan mengontrol informasi ke layer
yang berada di bawahnya. Hingga ke layer paling bawah.
Model Komunikasi Tiga Lapisan
Operasi Pada Model Protokol 3 Lapisan
Layanan (service) merupakan sekumpulan operasi yang disediakan
sebuah layer bagi layer yang berada di atasnya. Service berhubungan
dengan sebuah interface yang ada diantara dua layer, dengan layer
bawah sebagai penyedia service dan layer atas sebagai pengguna. Suatu
layanan disebut andal (reliable) jika tidak pernah kehilangan datanya.
Sebuah layer memiliki dua macam layanan bagi layer di atasnya :
Connection – oriented
Connection oriented dibuat berdasarkan sistem telepon. Contohnya
sistem file transfer. Variasi layanan connection-oriented misalnya,
urutan pesan dan aliran byte.
Connectionless
Connectionless dibentuk berdasarkan sistem surat pos. Setiap pesan
memiliki alamat yang dituju. Variasi layanan connectionless misalnya,
datagram, acknowledged datagram, request-reply.
Suite Protokol TCP/IP
TCI/IP merupakan hasil dari pengembangan dan riset protokol yang
dilakukan atas jaringan packet-switched eksperimental (experimental packet
switched network), ARPANET, dan secara umum dikenal dengan nama
TCP/IP protokol suite. Suite protokol ini terdiri atas sekumpulan protokol dalam
jumlah besar yang dijadikan sebagai standar Internet.
Pendekatan TCP/IP adalah dengan memecah task menjadi modul-modul
atau entiti yang bisa berkomunikasi dengan entiti setara pada sistem yang
lain. Suatu entiti dalam sistem menyediakan layanan untuk sistem yang lain
dan, sebaliknya, menggunakan layanan dari entiti pada sistem yang lain.
Entiti-entiti ini dirancang dalam tampilan modular atau hierarki. TCP/IP
memandang bahwa pada layer-layer tertentu fungsi protokol-protokolnya
tidak harus sama atau bahkan mirip. Sehingga, yang umum dari serangkaian
7/13
protokol pada layer yang sama adalah bahwa mereka membagi rangkaian
protokol pendukung yang sama pada lapisan bawah berikutnya.
Task komunikasi TCP/IP disusun menjadi lima lapisan independen, yaitu :
Lapisan Aplikasi (application layer), berhubungan dengan logik
yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai aplikasi user.
Lapisan host-to-host (transport), berhubungan dengan mekanisme
pengiriman data. Lapisan ini bertugas memastikan bahwa seluruh
data tiba di aplikasi tujuan dan data yang tiba tersebut sesuai
dengan yang diperintahkan saat data dikirim.
Lapisan Internet, berkaitan dengan prosedur-prosedur tertentu yang
diperlukan untuk menghubungkan dua perangkat komunikasi yang
berada pada sistem jaringan yang berbeda. Lapisan ini
menggunakan Internet Protocol (IP) yang menyediakan fungsi
routing melintasi bermacam-macam jaringan. Protokol ini juga
diterapkan pada jalur-jalur yang dilalui.
Lapisan Akses jaringan (Network access layer), berkaitan dengan
pertukaran data diantara sebuah ujung sistem dengan jaringan
yang terhubung dengannya.
Lapisan fisik (Physical Layer), meliputi interface fisik antara suatu
perangkat transmisi data, misalnya PC, dengan sebuah media
transmisi atau jaringan.
Lapisan-lapisan pada model TCP/IP
TCP/IP dibentuk dari beberapa protokol network access yang berurutan.
Protokol ini memungkinkan host mampu mengirim data melewati jaringan
menuju host lain, atau dari sebuah host pada jaringan lain menuju router. IP
diterapkan pada seluruh ujung sistem dan router. IP bertindak sebagai relay
untuk memindah suatu block data dari suatu host, melewati satu router atau
lebih, menuju ke host lain. TCP hanya diterapkan pada ujung sistem dan
menjaga track suatu blok data untuk memastikan bahwa semuanya dikirim
menuju aplikasi yang tepat secara reliabel.
PDU Pada Arsitektur TCP/IP
Agar komunikasi berjalan, setiap entiti pada seluruh sistem harus memiliki
suatu alamat khusus. Jika suatu host memiliki sebuah alamat global khusus,
maka hal ini memungkinkan protokol TCP mengirimkan data secara tepat.
Address ini kemudian disebut sebagai port.
Konsep pengiriman data pada TCP/IP
Gambaran transmisi oleh model TCP/IP adalah sebagai berikut. Suatu blok
data bersama dengan control information dikirimkan ke TCP. Oleh TCP, data
tersebut dipecah menjadi bagian yang lebih kecil (segmentation). Pada tiaptiap
bagian segmen dilampirkan control information dari TCP yang disebut
TCP header. Yang termasuk dalam TCP header meliputi: destination port,
sequence number, dan checksum. Segmen tersebut diserahkan kepada IP
untuk ditransmisikan. Karena transmisi harus melewati satu atau lebih router
perantara, maka IP melampirkan suatu header kontrol pada tiap segmen. Isi
dari header ini misalnya adalah alamat host tujuan. Kemudian segmen
dilewatkan pada lapisan network access untuk ditransmisikan menuju
tujuannya. Lapisan network access kemudian melampirkan headernya dan
menciptakan sebuah paket atau frame. Header dari network access meliputi
9/13
destination network dan request facilities (permintaan fasilitas). Lalu paket
ditansmisikan sepanjang jaringan menuju ke tujuannya.
Gambaran transfer data pada TCP/IP
Model OSI
Model OSI (Open Systems Interconnections) dikembangkan oleh ISO
(International Standars Organization) sebagi model untuk arsitektur
komunikasi komputer serta sebagai kerangka kerja bagi pengembangan
standar-standar protokol. Disebut sebagai open systems karena sistem
tersebut terbuka untuk digunakan berkomunikasi dengan sistem-sistem
lainnya. Model OSI bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini
tidak menjelaskan secara pasti layanan dan protokol yang digunakan pada
setiap layernya. Model OSI hanya menjelaskan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh sebuah layer.
Pada model OSI, fungsi-fungsi komunikasi dibagi menjadi suatu rangkaian
layer yang hierarkis. Masing-masing layer menampilkan subrangkaian fungsi
yang masih berkaitan yang diperlukan untuk komunikasi dengan sistem yang
lain. Tidak ada komunikasi secara langsung diantara peer layer kecuali pada
physical layer. Di atas physical layer, setiap entiti protokol mengirimkan data
sampai lapisan yang lebih rendah.
Prinsip-prinsip pada model OSI, pada dasarnya sama dengan
menggunakan rancangan modular (modular design). Yaitu, seluruh fungsi
dipecah menjadi beberapa modul, membuat interface diantara modul
sesederhana mungkin. Elemen kunci dari Model OSI adalah :
o Spesifikasi kontrol
o Definisi layanan
o Pengalamatan
Model OSI terdiri dari tujuh lapisan, yaitu ;
Application
Layer ini menyediakan cara bagi program-program aplikasi untuk
mengakses lingkungan OSI. Berisi fungsi-fungsi manajemen dan
mekanisme-mekanisme yang umumnya berguna untuk mendukung
aplikasi-aplikasi yang didistribusikan.
Presentation
Layer ini menentukan format data yang dipindahkan diantara
aplikasi dan menawarkan pada program-program aplikasi
serangkaian layanan transformasi data. Layer ini juga menentukan
syntax yang dipergunakan diantara entiti aplikasi.
10/13
Session
Session layer menyediakan mekanisme untuk mengontrol dialog
diantara aplikasi pada ujung sistem. Service yang disediakan oleh
layer ini, antara lain:
• Dialogue dicipline, bisa berupa saluran half-duplex atau fullduplex.
• Grouping, aliran data bisa ditandai dengan cara
menentukan kelompok data.
• Recovery, layer ini dapat menyediakan suatu mekanisme
pemeriksaan, agar bila terjadi kegagalan diantara
checkpoint, dapat mentransmisikan kembali seluruh data
mulai dari checkpoint terakhir.
Transport
Transport layer menyediakan suatu mekanisme perubahan data
diantara ujung sistem. Transport berorientasi koneksi menjamin
bahwa data yang dikirim bebas dari kesalahan, secara bertahap,
dengan tidak mengalami duplikasi atau hilang. Lapisan ini juga
berkaitan dengan optimalisasi penggunaan layanan jaringan dan
menyediakan mutu layanan yang bisa diminta untuk entiti session,
seperti menentukan laju error yang boleh diterima, maksimum
penundaan, prioritas, dan security.
Network
Network layer menyediakan transfer informasi diantara ujung sistem
melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Pada layer ini,
sistem komputer berdialog dengan jaringan untuk menentukan
alamat tujuan dan meminta fasilitas jaringan tertentu, misalnya
prioritas.
Data Link
Layer data link mengupayakan agar link fisik cukup baik dan
menyediakan layanan untuk mengaktifkan, mempertahankan dan
menonaktifkan link. Service yang disediakan untuk layer yang lebih
tinggi meliputi error detection dan control. Sehingga dengan suatu
data link layer yang berfungsi sepenuhnya layer yang lebih tinggi
berikutnya bisa menerima transmisi bebas kesalahan.
Physical
Physical layer mencakup interface fisik antara devices dan aturan
bit-bit yang dilewatkan antara satu dengan yang lain. Lapisan ini
hanya menyediakan layanan arus bit mentah (tidak diproses).
Physical layer memiliki empat karakteristik penting, antara lain :
o Mekanis. Berkaitan dengan properti fisik dari interface ke
media transmisi.
o Elektris. Berkaitan dengan tampilan bit-bit, misalnya dalam hal
besar voltase dan laju transmisi bit.
o Fungsional. Menentukan fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh
sirkuit tunggal dari interface fisik antara sebuah sistem dengan
media transmisi.
11/13
o Prosedural. Menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit
berpindah melalui medium fisik.
Lapisan-lapisan pada OSI
Perbedaan Antara Model Referensi OSI dan TCP/IP
Persamaan dari kedua model, OSI dan TCP/IP, adalah bahwa keduanya
didasarkan pada konsep tumpukan (stack) protokol yang tidak saling
tergantung. Demikian juga, fungsi dari masing-masing layer yang dimiliki
kedua model kurang lebih sama. Pada kedua model, layer yang berada di
atas transport layer adalah pengguna-pengguna layanan transport yang
berorientasi aplikasi.
Perbandingan Layer pada OSI dan TCP/IP
Perbedaan antara model OSI dan TCP/IP menjadi jelas pada tiga konsep
sentral yang ada pada model OSI, yaitu :
• Layanan (services), setiap layer membentuk sejumlah service bagi
layer-layer di atasnya. Definisi service menyatakan tentang apa
yang dikerjakan layer, bukan tentang entity atau tentang
bagaimana layer bekerja.
• Antarmuka (interface), menjelaskan proses-proses di atasnya atau
cara mengaksesnya. Interface layer menetapkan parameterparameter
dan hasil yang diharapkan. Interface layer tidak
menyatakan tentang cara layer bekerja.
• Protokol, peer-protokol yang digunakan oleh sebuah layer
merupakan urusan layer itu sendiri. Layer dapat menggunakan
sembarang protokol sesuai dengan yang diinginkannya.
Pada model OSI, ketiga konsep tersebut dibedakan dengan jelas.
Sedangkan, pada model TCP/IP tidak membedakan dengan jelas layanan,
interface dan protokol. Akibatnya, protokol model OSI lebih tersembunyi
dengan baik daripada model TCP/IP dan dapat diganti dengan mudah.
Kemudahan tersebut merupakan salah satu tujuan memiliki protokol berlayer.
Model referensi OSI telah dibuat sebelum protokol ditemukan. Akibatnya,
model ini tidak dibiasakan ke serangkaian protokol tertentu dan menjadi
sangat umum. Pada saat orang mulai membangun jaringan yang
sebenarnya dengan menggunakan model OSI dan protokol-protokol yang
sudah ada, didapati bahwa mereka tidak memenuhi spesifikasi layanan
yang diperlukan. Karena itu, kemudian dicangkokkan sublayer konvergensi
ke model sehingga layanan bisa diperoleh. Dengan semakin
berkembangnya jaringan, maka model OSI malah mengalami kesulitan untuk
berkembang.
Dengan TCP/IP; protokol telah ada terlebih dahulu dan model benarbenar
hanya merupakan layanan diskripsi dari protokol yang sudah ada.
Sehingga tidak ada penyesuaian antara model dengan protokol.
Masalahnya adalah bahwa model tidak dapat dipasangkan dengan stackstack
protokol lainnya. Akibatnya, tidak begitu bermanfaat untuk jaringan
selain TCP/IP.
Perbedaan yang paling tampak antara kedua model adalah pada
jumlah layer. OSI memiliki tujuh layer, sedangkan TCP/IP memiliki empat layer.
Keduanya memiliki network layer, transport layer dan application layer ,
sedangkan layer-layer lainnya berbeda.
Model OSI mendukung kedua komunikasi, komunikasi conectionless dan
komunikasi connection-oriented, pada network layer, tetapi hanya
komunikasi connection oriented saja yang berada pada transport layer.
Model TCP/IP hanya memiliki satu mode saja dalam network layer
(connectionless) tetapi mendukung keduanya pada transport layer,
sehingga memberikan pilihan kepada pengguna.
13/13
Kritik Bagi Model OSI
Alasan OSI menjadi tidak populer adalah karena baik model maupun
protokolnya dianggap cacat. Pada model OSI, session layer mempunyai
sedikit manfaat bagi aplikasi, dan presentation layer hampir kosong.
Sedangkan, data link layer dan network layer begitu penuh sehingga
tugasnya harus dibagi-bagi menjadi sublayer-sublayer yang masing-masing
mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Model OSI bersama-sama dengan definisi
layanan dan protokol-protocok yang terkait sangatlah rumit. Layanan dan
protokolnya sulit untuk diterapkan dan tidak efisien dalam operasi. Beberapa
fungsi seperti pengalamatan, pengendalian aliran, pengendalian error
berulang-uleng muncul dalam layer-layernya, sehingga tidak efektif. Karena
model dan protokolnya sangat rumit, maka implementasinya akan sulit
diterapkan dan lambat.
Kritik Bagi Model TCP/IP
Masalah pada model TCP/IP adalah tidak dengan jelas membedakan
konsep layanan, interface dan protokol. Akibatnya, model TCP/IP tidak
dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan jaringan baru karena
spesifikasinya dan implementasinya selalu berubah-ubah. Model TCP/IP tidak
dapat berlaku secara umum dan sulit digunakan untuk menjelaskan stack
protokol selain protokol TCP/IP itu sendiri.
Host-to-layer pada model ini sebenarnya sama sekali bukan layer bila
didasarkan pada pandangan yang menyatakan bahwa istilah tersebut
digunakan dalam konteks protokol berlayer. Host-to-network sebenarnya
merupakan interface yang terletak antara network layer dan data link layer.
Sehingga dalam hal ini terjadi campur aduk antara interface dengan layer.
Model TCP/IP tidak membedakan antara data link layer dengan physical
layer. Physical layer berhubungan dengan karakteristik transmisi, sedangkan
data link layer bertugas membatasi frame awal dan frame akhir dan
membawanya dari suatu tempat ke tempat lain.