Modulasi dapat didefinisikan sebagai proses penyesuaian sinyal informasi yang akan dikirimkan agar sesuai dengan karakteristik saluran transmisi tertentu dengan memperhatikan tujuan dan efisiensi pengiriman sinyal tersebut. Efisiensi yang dimaksud mencakup dimensi fisik, absorbsi daya, pemakaian bidang frekuensi, ketahanan terhadap gangguan dari luar.Umumnya modulasi melibatkan penerjemahan baseband sinyal pesan yang dilewatkan dalam bandpass sinyal yang
memiliki frekuensi jauh lebih tinggi dari sinyal informasi. Bandpass sinyal tersebut yang disebut dengan sinyal termodulasi dan baseband sinyal yang disebut dengan sinyal pemodulasi. Modulasi dapat dilakukan dengan memodulasi amplitude, fase, atau frekuensi.
MODULASI GMSKSalah satu teknik pemodulasian adalah MSK (Minimum Shift Keying) yang merupakan tipe CPFSK (Continuous Phase Shift Keying), di mana deviasi frekuensi puncaknya sama dengan ¼ bit rate. Dengan kata lain MSK adalah CPFSK dengan indeks modulasi sama dengan 0.5. Indeks modulasi FSK didapat dari :dimana F = deviasi puncak frekuensi RF, dan Rb = bit rate.Karakteristik dan kelebihan MSK :± Selubung konstan, cocok untuk penguatan daya efisien tak linier.± Kemampuan deteksi koheren dan non koheren.± Kemampuan untuk
dapat melakukan self-synchronizing.± Performa BER yang bagus± Efisiensi spektral, dimana lobus utama spektralnya 50% lebih lebar dari lobus utama spektral teknik modulasi QPSK, dengan sidelobe yang lebih rendah.Namun sayangnya untuk keperluan komunikasi bergerak, MSK kurang efisien karena spektrum frekuensi masih memiliki lobus-lobus samping. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, maka dapat digunakan premodulation filter. Sinyal NRZ (Non-Return to Zero) dilewatkan melalui suatu filter sebelum dimodulasi. Filter tersebut berfungsi sebagai shaping filter, untuk membentuk sinyal NRZ yang tidak kontinu menjadi sinyal kontinu.Agar spektrum daya yang dihasilkan kecil, maka filter premodulasi harus memenuhi syarat :Bandwith sempit dengan cut off yang tajam untuk menekan komponen frekuensi tinggi.Memiliki respon pulsa dengan overshoot rendah untuk menghindari sinmpangan frekuensi seketika yang terlalu besar.Dapat mempertahankan ortogonalitas sinyal MSK agar dapat dilakukan deteksi koheren sesederhana sistem MSK biasa.
GMSK atau Gaussian Modulation Shift Keying adalah penurunan dari MSK dimana spektrum sidelobe dihilangkan dengan cara melewatkan sinyal NRZ ke filter Gaussian. Pulsa baseband Gaussian dapat menghaluskan trayektori phase pada sinyal MSK sehingga dapat menstabilkan variasi frekuensi sesaat. Dengan demikian maka dapat mengurangi sidelobe pada spektrum frekuensi yang ditransmisikan. Karena pembentukan pulsa oleh Gaussian tidak menyebabkan
rerata trayek phase terdeviasi dari sinyal MSK, maka secara koheren Gaussian dapat terdeteksi sebagai MSK dan secara non-koheren akan terdeteksi sebagai FSK.Filter premosulasi Gaussian dapat menimbulkan ISI (Intersymbol Interference) pada sinyal yang ditransmisikan. Sebagai akibat dari peningkatan efisiensi bandwidth akan ada degradasi dalam efisiensi daya. Namun hal ini tidak perlu dirisaukan jika produk durasi 3 dB-bandwidth-bit (BT) dari filter lebih
besar dari 0.5 (BT tidak terlalu kecil).Tabel Bandwidth yang diduduki RF channel untuk sinyal GMSK dan MSK (dikalikan Rb) berdasarkan presentasi daya Probabilitas bit error GMSK merupakan fungsi BT, karena pembentukan pulsa akan berdampak pada timbulnya ISI. Probabilitas bit error dinyatakan sebagai :Eb = energi tiap bitN0 = kepadatan spektral
noiseDimana g adalah konstanta : CARA KERJA MODULASI GMSKSecara umum sistem modulasi terdiri dari sebuah pemancar (transmitter), media transmisi, dan sebuah penerima (receiver) yang menghasilkan replika sinyal informasi yang ditransmisikan.Cara yang paling mudah untuk menghasilkan GMSK adalah dengan melewatkan data NRZ melalui
filter Gaussian yang memiliki respon impuls :Sedangkan fungsi pindahnya :parameter a dinyatakan sebagai :filter GMSK dapat didefinisikan dari B (lebar pita 3dB) dan T (periode bit), sehingga umumnya GMSK didefinisikan dari produk BTnya.
Output dari filter tersebut kemudian diumpankan ke modulator FM.teknik modulasi ini digunakan pada banyak implementasi analog maupun digital sistem US-CPDP dan pada sistem GSM.Dengan demikian, maka jika kita memiliki sinyal input rectangular :maka tanggapan impuls keluaran setelah dilewatkan filter menjadi :sehingga jika masukan berupa data NRZ, dengan an = ± 1, maka:Sinyal GMSK dapat dideteksi secara koheren dengan detektor korelasi silang atau dengan detektor non koheren sederhana (misalnya diskriminator FM). Sistem ini akan mengeluarkan sinyal informasi yang terkandung dalam sinyal carrier (untuk GMSK, umumnya menggunakan sinyal carrier 900 MHz.Metode yang sangat efektif namun tidak optimum untuk mendeteksi sinyal GMSK adalah dengan mensampling output dari demodulator FM.PEMBAHASAN CONTOH SOALSoal 6.16 (hlm. 351)Desainlah sebuah filter Gaussian dengan BT = 0.5 untuk symbol rate Rb = 19.2 kbps. Tulis persamaan dan plot respon impuls dan respon frekuensi filter. Jika filter tersebut digunakan untuk menghasilkan GMSK pada channel RF 30 kHz, berapa persen total daya yang akan hilang? Ulangi untuk BT = 0.2 dan 0.75!BT = 0.53 dB bandwidth filter Gaussian :nilai parameter a :sehingga persamaan tanggapan impuls dan tanggapan frekuensinya :BT = 0.23 dB bandwidth filter Gaussian :jika BW chanel RF = 30 kHz, maka prosentase spektral daya yang hilang :untuk BT = 0.2, dari tabel didapat presentasi daya = 99.9%sehingga persamaan tanggapan impuls dan tanggapan frekuensinya :BT = 0.75KELEBIHAN GMSKSeperti yang telah dibahas pada pointpoint di atas (II), kita ketahui bahwa modulasi MSK memiliki beberapa kelebihan. Sayang sekali ia masih memiliki lobuslobus samping pada spektrumnya. Sidelobe tersebut dapat diatasi dengan mengumpankan sinyal ke premodulation filter.
salah satu yang paling baik adalah GMSK. Kelebihan dari GMSK sendiri antara lain :Efisiensi daya yang sangat baik, karena memiliki amplop/selubung yang konstan.Efisiensi spektral yang sangat baik.Relatif sederhana dan fleksibel.Dapat terdeteksi secara koheren sebagai sinyal MSK dan secara non-koheren sebagai FSKPenurunan daya karena ISI dapat diabaikan apabila BT dari filter lebih dari 0.3 (0.5 paling optimal).
Showing posts with label Jaringan Komputer. Show all posts
Showing posts with label Jaringan Komputer. Show all posts
14 June, 2010
18 May, 2010
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan.
Ada 2 jenis DHCP dalam sistem jaringan yaitu :
Untuk membuat DHCP Server diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat address pool dan menentukan IP Range
b. Mengaktifkan DHCP server.
c. Setting Internet Gateway Server.
Konfigurasi pada MikroTikOS
1. Mengaktifkan interface :
[admin@proxy]interface>enable 0
[admin@proxy]interface>enable 1
2. Set Ip Address:
[admin@proxy]ip address>
add interface=local address=192.168.0.1/24
3. Set DNS:
[admin@proxy]ip dns>
set primary-dns=202.134.1.10
[admin@proxy]ip dns>
set secondary-dns=202.134.0.155
allow-remote-requests: yes
4. Set gateway:
[admin@proxy]ip route>
add gateway=172.0.1.1
5. Set IP Pool:
[admin@Proxy]>/ip pool
[admin@Proxy]ip pool>
add name=dhcp-pool range=192.168.0.2-192.168.0.150
6. Set IP DHCP Server:
[admin@Proxy]>/ip dhcp-server
[admin@Proxy]ip dhcp-server>
network add address=192.168.0.1/24 gateway=172.0.1.1
7. Menentukan interface lan dhcp:
[admin@Proxy]ip dhcp-server>
add interface=lan addres-pool=dhcp-pool
[admin@Proxy]ip dhcp-server>
enable 0
8. Set interface dhcp client:
[admin@Proxy]ip dhcp-client>
add interface=wlan1 use-peer-dns=yes add-default-route=yes disabled=no
9. Setting IP firewall nat.
Untuk menjadikan mikrotik OS sebagai gateway server,
maka IP farewall nat harus kita seting dengan perintah :
[admin@proxy]ip firewall nat>
add chain=srcnat out-interface=public action=masquerade
src-address=192.168.0.0/24
Kenapa dibutuhkan adanya DHCP Server ???
Format Paket DHCP
DHCP Message
DHCP Relay Agent
- jika Non DHCP, pemberian alamat IP manual satu persatu ke sel komputer.
- jika menggunakan DHCP, seluruh komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP.
- Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS Server.
- DHCP merupakan Standar dari IETF ( Internet Engineering Task Force )
- Dikembangkan tahun 1993, sebagai perbaikan dan BOOTP ( Bootstrap Protocol )
- RFC ( Requets For Comment ) adalah aturan-aturan yang telah ditetapkan secara umum untuk mengatur proses apa saja seputar internet. RFC 2131 adalah berisi aturan-aturan atau protocol yang digunakan pada proses DHCP.
Ada 2 jenis DHCP dalam sistem jaringan yaitu :
- DHCP server yaitu DHCP yang akan memberikan alamat IP ke workstation.
- DHCP Client yaitu DHCP yang akan menerima alamat IP yang diberikan oleh DHCP Server.
Untuk membuat DHCP Server diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat address pool dan menentukan IP Range
b. Mengaktifkan DHCP server.
c. Setting Internet Gateway Server.
Konfigurasi pada MikroTikOS
1. Mengaktifkan interface :
[admin@proxy]interface>enable 0
[admin@proxy]interface>enable 1
2. Set Ip Address:
[admin@proxy]ip address>
add interface=local address=192.168.0.1/24
3. Set DNS:
[admin@proxy]ip dns>
set primary-dns=202.134.1.10
[admin@proxy]ip dns>
set secondary-dns=202.134.0.155
allow-remote-requests: yes
4. Set gateway:
[admin@proxy]ip route>
add gateway=172.0.1.1
5. Set IP Pool:
[admin@Proxy]>/ip pool
[admin@Proxy]ip pool>
add name=dhcp-pool range=192.168.0.2-192.168.0.150
6. Set IP DHCP Server:
[admin@Proxy]>/ip dhcp-server
[admin@Proxy]ip dhcp-server>
network add address=192.168.0.1/24 gateway=172.0.1.1
7. Menentukan interface lan dhcp:
[admin@Proxy]ip dhcp-server>
add interface=lan addres-pool=dhcp-pool
[admin@Proxy]ip dhcp-server>
enable 0
8. Set interface dhcp client:
[admin@Proxy]ip dhcp-client>
add interface=wlan1 use-peer-dns=yes add-default-route=yes disabled=no
9. Setting IP firewall nat.
Untuk menjadikan mikrotik OS sebagai gateway server,
maka IP farewall nat harus kita seting dengan perintah :
[admin@proxy]ip firewall nat>
add chain=srcnat out-interface=public action=masquerade
src-address=192.168.0.0/24
Kenapa dibutuhkan adanya DHCP Server ???
- Jaringan semakin besar dan semakin kompleks sehingga membutuhkan konfigurasi secara dinamis.
- Untuk Pengendalian Komputer Client. seperti : IP dan Default router/gateway, nama server, file server, dll.
- Pengiriman informasi tanpa admin, tidak perlu konfigurasi tiap komputer, tidak ada manual konfigurasi di Client.
- Host-Host yang terkonfigurasi secara statis bisa berdampingan dengan Dinamis.
Format Paket DHCP
- Ide dasar memberikan IP ke client, server harus ingat IP tersebut dan parameternya.
- Yang dikirim bukan cuma IP tapi juga parameter-parameter.
- Jika client booting sedapatkan mungkin diberi IP yang sama.
- Binding/lease ( kumpulan 1 IP dan 1 client ).
- Client menyewa dalam waktu tertentu.
- Jika waktu habis harus menyewa kembali.
- Dua Timer : Renewing ( T1 ) dan Rebinding ( T2 ).
- T1 ditentukan terlebih dahulu. T1 : 1/2 T2.
DHCP Message
- DHCPDISCOVER => ini merupakan tipe pertama dari DHCP, yang menentukan client broadcast untuk menemuan server DHCP lokal. Opsi Message Type dikodekan 1.
- DHCPOFFER => Server DHCP yang menerima satu client DHCPDISCOVER dan yang dapat melayani permintaan operasi, mengirim DHCPOFFER pada client dengan sekumpulan parameter. Opsi Message Type Dikodekan '2'.
- DHCPREQUEST => Client menerima satu atau lebih DHCPOFFER dan memutuskan tawaran yang diterima. Client kemdian mengirim tawaran DHCPREQUEST ke "Pemenang". Semua server yang lain mengetahui pesan broadcast ini dan dapat memutuskan bahwa mereka "kalah". Opsi Message Type dikodekan '3'.
- DHCPACK => Akhirnya server mengirim DHCPACK ke client dengan sekumpulan parameter konfigurasi, mengkonfirmasi pada client bahwa DHCPREQUEST diterima, dan memberikan kumpulan informasi yang diperlukan. Bagian ACK dari nama pesan ini kependekan dari "acknowledge". Opsi message type dikodekan '5'.
DHCP Relay Agent
- Semua Message DHCP selama proses menggunakan sistem broadcast, hal ini membuat Pesan DHCP tidak sampai pada jaringan yang lain.
- Konsekuensinya perlu diinstal DHCP Relay Agent untuk meneruskan message DHCP diantara jaringan yang ada.
- Router sudah menyiapkan konfigurasi untuk DHCP Relay Agent, baik Cisco Router maupun Server Windows yang berfungsi sebagai router.
15 May, 2010
WLAN
Jaringan lokal nirkabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal nirkabel yang menggunakan gelombang radio sebagai media tranmisinya.
Wireless LAN menggunakan algoritma CSMA (Cariier Sense Multiple Access) dengan mekanisme CA (Collision Avoidance), sebelum sebuah unit memulai transmisi.
Wireless LAN merupakan jaringan LAN tanpa kabel yang menggunakan udara sebagai media tranmisinya untuk menghantarkan gelombang elektromagnetik.
Beberapa model peralatan yang menggunakan wireless diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Telepon selular dan radio panggil(pager)
2. GPRS untuk navigasi
3. Alat-alat komputer tanpa kabel seperti mouse dan keyboard
4. Telepon Cordless
5. Remote Control
6. Satelit televisi
7. Wireles LAN
Arsitektur Fisik Jaringan Wieles LAN
Komponen ini diimplementasikan sebagai fungsi yang dibutuhkan jaringan, baik lokal, metropolitan maupun area yang lebih luas.
Arsitktir Logic Jaringan Wireless LAN
Agar jaringan internet dapat berjalan sesuai fungsinya maka harus ada aturan standar yang mengaturnya, karena itu diperlukan suatu protokol internet yang mengaturnya.Protokol tersebut adalah protokol yang telah dikenal dengan TCP/IP. TCP/IPberperan sebagai pengatur yang bertugas menjaga kestabilan, keefektifan suatu komunikasi.
Spread Spectrum Radio
1. Frequency Hopping Specrtum Radio (FHSS)
Pada teknologi ini pendekatan dilakukan dengan membagi frekuemsi menjadi beberapa bagian kecil untuk membentuk suatu pola frekuensi.
2. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)
Padafrekuensi ini akan dikirimkan dengan pendekatan satu frekuensi saja untuk meminimalisasi interferensi narrow band.
Mekanisme Wireless LAN
Wireless LAN menggunakan algoritma CSMA (Cariier Sense Multiple Access) dengan mekanisme CA (Collision Avoidance), sebelum sebuah unit memulai transmisi.
Wireless LAN merupakan jaringan LAN tanpa kabel yang menggunakan udara sebagai media tranmisinya untuk menghantarkan gelombang elektromagnetik.
Beberapa model peralatan yang menggunakan wireless diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Telepon selular dan radio panggil(pager)
2. GPRS untuk navigasi
3. Alat-alat komputer tanpa kabel seperti mouse dan keyboard
4. Telepon Cordless
5. Remote Control
6. Satelit televisi
7. Wireles LAN
Arsitektur Fisik Jaringan Wieles LAN
Komponen ini diimplementasikan sebagai fungsi yang dibutuhkan jaringan, baik lokal, metropolitan maupun area yang lebih luas.
Arsitktir Logic Jaringan Wireless LAN
Agar jaringan internet dapat berjalan sesuai fungsinya maka harus ada aturan standar yang mengaturnya, karena itu diperlukan suatu protokol internet yang mengaturnya.Protokol tersebut adalah protokol yang telah dikenal dengan TCP/IP. TCP/IPberperan sebagai pengatur yang bertugas menjaga kestabilan, keefektifan suatu komunikasi.
Spread Spectrum Radio
1. Frequency Hopping Specrtum Radio (FHSS)
Pada teknologi ini pendekatan dilakukan dengan membagi frekuemsi menjadi beberapa bagian kecil untuk membentuk suatu pola frekuensi.
2. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)
Padafrekuensi ini akan dikirimkan dengan pendekatan satu frekuensi saja untuk meminimalisasi interferensi narrow band.
Mekanisme Wireless LAN
- Service Set Identufer (SSID) => SSID adalah sebuah nama network yang dipakai oleh wieless LAN dan merupakan karakter yang unik, case sensitive dan menggunakan slpha numeric dengan nilai karakter 2-32 karakter.
- Beacon => Beacon adalah frame terpendek yang diirim oleh accespoint ke station atau station ke station untuk mengatur sinkronisasi komunikasi. Fungsi Beacon adalahsebagai berikut: 1. Pengaturan waktu (Time Sincronization) 2. Pengaturan Parameter dari FH dan DS 3. SSID Information 4. Traffic IndicatorMap (TIM) 5. Sopported Rates
- Passive Scanning => Scanning biasanya dilakukan oleh station atau acces point untuk mendengarkan beacon disetiap chanel pada waktu tertentu setelah station di inisialisai.
- Active Scanning => Adalah proses yang meliputi pengiriman probe request dari wireless station.
- Autentifikasi dan Association => Autentifikasi adalah proses pendaftaran station terhadap beacon atau juga proses melewati wireless node yang diverifikasi oleh network untuk dapat bergabung.
- Roaming => Adalah proses pendaftaran client untuk dapat berpindah secara halus dari atu sel network yang lain tanpa harus kehilangan koneksi.
pengertian DHCP Secara Global
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan.
Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.
Nama DHCP Option ( Nomor DHCP Option ) => Apa yang dikonfigurasikannya
Router (003) => Mengonfigurasikan default gateway dalam konfigurasi alamat IP. Default gateway merujuk kepada alamat router.
DNS Servers (006) => Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server.
DNS Domain Name (015) => Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server yang menjadi “induk” dari DNS Server yang bersangkutan.
NetBIOS over TCP/IP Name Server (044) => Mengonfigurasikan alamat IP dari WINS Server.
NetBIOS over TCP/IP Node Type (046) => Mengonfigurasikan cara yang digunakan oleh klien untuk melakukan resolusi nama NetBIOS.
NetBIOS over TCP/IP Scope (047) => Membatasi klien-klien NetBIOS agar hanya dapat berkomunikasi dengan klien lainnya yang memiliki alamat DHCP Scope yang sama.
Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
- DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
- DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.
- DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
- DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.
- DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.
Nama DHCP Option ( Nomor DHCP Option ) => Apa yang dikonfigurasikannya
Router (003) => Mengonfigurasikan default gateway dalam konfigurasi alamat IP. Default gateway merujuk kepada alamat router.
DNS Servers (006) => Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server.
DNS Domain Name (015) => Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server yang menjadi “induk” dari DNS Server yang bersangkutan.
NetBIOS over TCP/IP Name Server (044) => Mengonfigurasikan alamat IP dari WINS Server.
NetBIOS over TCP/IP Node Type (046) => Mengonfigurasikan cara yang digunakan oleh klien untuk melakukan resolusi nama NetBIOS.
NetBIOS over TCP/IP Scope (047) => Membatasi klien-klien NetBIOS agar hanya dapat berkomunikasi dengan klien lainnya yang memiliki alamat DHCP Scope yang sama.
OSI (Open System Interconnection) & DOD
OSI (Open System Interconnection)
OSI adalah sebuah model arsitektural jaringan yang terdiri dari beberapa lapisan komunikasi. dan setiap lapisan mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda tetapi tetap berkaitan antar lapisan.
Tujuh layer OSI
Komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda adalah sangat sulit dilakukan, karena mereka mengunakan protocol dan format data yang berbeda-beda.
Sehingga International Organization for Standardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor-vendor yang berbeda.
Encapsulation Data
Media Access Control (MAC)
Berfungsi membuat frame dari byte 1 dan yang diterima oleh lapisan physical, serta memberikan hardware address ke suatu interface
Logical Link Control (LLC)
LLC berfungsi untuk mengatur hubungan komunikasi antara lapisan bawah dengan lapisan network. LLC menggunakan Source Service Access Point (SSAP) dan Destination Service Access Point (DSAP) untuk membantu lapisan bawah berkomunikasi dengan lapisan network.
DOD (Departemen of Defence)
DOD adalah model referensi yang menentukan pesan nama yang harus ditransmisikan antara dua-komunikasi dalam suatu jaringan.
Model DOD ini penting karena peranannya dalam pembuatan dasar-dasar hubungan internet yang dipakai protocol TCP /IP.
Protocol (TELNET & FTP)
Telnet (Telecommunication Network) berguna bagi seorang pemakai komputer untuk mengakses ke komputer lain dari jauh (remote). Telnet menggunakan port 23 untuk berhubungan dengan lapisan transport.
FTP (File Trensfer Protokol) berfungsi untuk memindahkan file dari komputer satu ke komputer lain lewat jaringan.
SMTP
TFTP
DNS
.com untuk dipakai oleh peruasahaan-perusahaan
.edu untuk dipakai oleh perguruan tinggi
.gov untuk dipakai oleh badan-badan pemerintah
.mil untuk dipakai oleh badan-badan militer
.org untuk dipakai oleh badan-badan yang tidak termasuk kategori diatas
Lapisan Host-To-Host
Lapisan Host-To-Host
OSI adalah sebuah model arsitektural jaringan yang terdiri dari beberapa lapisan komunikasi. dan setiap lapisan mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda tetapi tetap berkaitan antar lapisan.
Tujuh layer OSI
- Aplication Layer. Layer paling tinggi dari model OSI adalah aplication layer, seluruh layer dibawahnya bekerja untuk layer ini, tugas dari application layer adalah mengatur komunikasi antar aplikasi.
- Presentation Layer. Presentation layer adalah layer yang berada dibawah application layer dan diatas session layer, presentation layer menambahkan struktur pada paket data yang akan dikirimkan. Tugas utama layer ini adalah untuk meyakinkan bahwa data atau informasi terkirim dengan bahasa atau syntax yang dapat dipahami oleh host yang dituju. Protokol pada presentation layer dapat menterjemahkan data kedalam bahasa atau syntax yang dapat dimengerti dan kemudian mengkompres atau mengenkripsi data sebelum menyampaikan data ke session layer.
- Session Layer. Session layer berada di bawah presentation layer, layer ini bertugas untuk mengontrol “dialog” selama komunikasi berlangsung, layer ini bertanggung jawab dalam hal bagaimana membentuk sambungan, bagaimana menggunakan sambungan tersebut, dan bagai mana memutuskan sambungan yang terbentuk setelah sebuah sesi komunikasi selesai. Session layer juga menambahkan control header pada paket data selama pertukaran data terjadi.
- Transport Layer. Dibawah session layer ada transport layer, layer ini menjamin diterimanya paket data yang dikirim. Transport layer juga dapat membentuk sebuah sambungan dan mengirim acknowledgment ketika paket data diterima.
- Network Layer. Network layer yang berada dibawah transport layer bertanggung jawab dalam hal routing dari paket-paket data yang didasarkan pada logical address dari paket-paket data tersebut. Network layer memotong-motong data dan menyusunya kembali jika diperlukan, ia mengirim paket-paket data dari sumber ke tujuan.
- Data-Link Layer. Dibawah network layer adalah data-link layer, layer dimana data dipersiapkan untuk dikirimkan melalui jaringan, pada layer ini paket data di kapsulasi dalam sebuah frame (bundle dari data biner) sebelum dikirimkan. Protokol pada layer ini membantu dalam hal pengalamatan (addressing) dan pendeteksian kesalahan dari data yang dikirimkan. Layer ini bertanggung jawab dalam megirimkan data dari satu hoop ke hoop yang lain. Data-link layer terdiri dari dua sublayer yaitu; sublayer Logical Link Control (LLC) dan sublayer Media Access Control (MAC). Sublayer LLC adalah antarmuka antara protokol network layer dengan metode pengaksesan media misalnya Ethernet atau Token Ring. Sublayer MAC menangani koneksi ke media fisik seperti twisted-pair atau pengkabelan koaksial.
- Physical Layer. Layer paling bawah dalam model OSI adalah physical layer. Layer ini menjelaskan bagaimana pengiriman dan penerimaan bit-bit data sepanjang media transmisi seperti; kabel koaksial, twited-pair, serat optic, gelombang radio atau media transmisi yang lainya.
Komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda adalah sangat sulit dilakukan, karena mereka mengunakan protocol dan format data yang berbeda-beda.
Sehingga International Organization for Standardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor-vendor yang berbeda.
Encapsulation Data
- Application, Presentation, Session => Informasi diubah menjadi data
- Transport => Data diubah menjadi segman atau data stream.
- Netwok => Segmen diubah menjadi paket atau datagram
- Data-link => Paket diubah menjdi frame.
- Physical => Frame di ubah menjadi bit.
Media Access Control (MAC)
Berfungsi membuat frame dari byte 1 dan yang diterima oleh lapisan physical, serta memberikan hardware address ke suatu interface
- 6 heksadesimal untuk kode untuk pabrik
- 6 heksa desimal untuk nomor serial unik untuk host
Logical Link Control (LLC)
LLC berfungsi untuk mengatur hubungan komunikasi antara lapisan bawah dengan lapisan network. LLC menggunakan Source Service Access Point (SSAP) dan Destination Service Access Point (DSAP) untuk membantu lapisan bawah berkomunikasi dengan lapisan network.
DOD (Departemen of Defence)
DOD adalah model referensi yang menentukan pesan nama yang harus ditransmisikan antara dua-komunikasi dalam suatu jaringan.
Model DOD ini penting karena peranannya dalam pembuatan dasar-dasar hubungan internet yang dipakai protocol TCP /IP.
- Model DOD : Process/Appilcation, Host To Host, Internet, dan Network Access.
- Model OSI : Application Presentation Session, Transport, Network, dan Data Link Physical.
- Protokol : Telnet, FTP, SMPT, Kerberos, DNS, TFTP, SNMP, NFS, Xwindows, UDP, TCP, IP, ARP, RARP, ICMP, bootP, dan Ethernet, Token Ring, FDDI.
Protocol (TELNET & FTP)
Telnet (Telecommunication Network) berguna bagi seorang pemakai komputer untuk mengakses ke komputer lain dari jauh (remote). Telnet menggunakan port 23 untuk berhubungan dengan lapisan transport.
FTP (File Trensfer Protokol) berfungsi untuk memindahkan file dari komputer satu ke komputer lain lewat jaringan.
SMTP
- Simple Mail Transfer Protokol (SMTP) berfungsi untuk mengatur pengiriman electronik mail. SMTP mengunakan port 25. Cara kerja SMTP sangat mirip dengan cara keja FTP, serta juga mengunakan protokol TCP.
- POP 3 atau Post Office Protocol Version 3, merupakan protokol yang digunakan untuk pengelolaan mail. Mengizinkan client untuk mengakses secara dinamis mail yang masih ada di POP3 server.
TFTP
- TFTP (Trival file transfer protokol) adalah FTP yang disederhanakan dan mengunakan port 69.
- TFTP bekerja dengan mengunakan protokol UDP yang menggunakan hubungan connectionless-oriented yang tidak mengontrol hasil perpindahan file.
- Progam TFTP dapat disimpan dalam ROM peralatan, maka TFTP dapat dipakai untuk diskless workstation (workstation tanpa disk). Dengan TFTP, program dari suatuaplikasi dapat diperoleh.
DNS
- Domain Name System (DNS) adalah suatu sistem yang memungkinkan translasi suatu nama dari suatu host dalam jaringan komputer atau internet menjadi IP address.
- Dengan menggunakan (DNS), maka suatu host dapt diberi nama yang mudah diingat dibandingkan dengan mengingat nomor-nomor IP address.
- DNS menggunakan arkitektur hierarki dalam pemberian namanya. Tingkat pertama adalah nama domain yang dikategorikan sebagai berikut:
.com untuk dipakai oleh peruasahaan-perusahaan
.edu untuk dipakai oleh perguruan tinggi
.gov untuk dipakai oleh badan-badan pemerintah
.mil untuk dipakai oleh badan-badan militer
.org untuk dipakai oleh badan-badan yang tidak termasuk kategori diatas
Lapisan Host-To-Host
- Transmission Control Protokol (TCP) berfungsi untuk mengubah suatu blok data yang besar menjadi segmen-segmen yang dinomori dan disusun secara berurutan, agar si penerima dapat menyusun kembali segmen-segmen tersebut seperti waktu pengiriman.
- TCP adalah jenis protokol connection-oriented
Lapisan Host-To-Host
- User Datagram Protokol (UDP) adalah jenis protokol connectionless-oriented.
- UDP bergantung pada lapiasan atas untuk mengaontrol kebuatuhan data.
- UDP banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang tidak peka terhadap gangguan jaringan seperti SNMP dan TFTP.
09 May, 2010
Arsitektur TCP /IP
Perbandingan Layer OSI & TCP/IP

Layer TCP /IP


Application Layer
=> Merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan.
Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk aplikasi web.
Transport Layer
Mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data host to host.
Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim.
Internet Layer
Mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI.
Contoh: Routing.
Physical Layer
Merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb.
Network Access Layer
merupakan layer yang berkaitan dengan semua hal dimana paket IP membutuhkan link secara fisik ke media jaringan. Network Access Layer disebut juga sebagai host-to-network layer. Ini mencakup teknologi LAN dan WAN, dan semua informasi yang tercantum dalam data-link layer dan physical layer pada OSI layer.
=> Merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan.
Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk aplikasi web.
Transport Layer
Mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data host to host.
Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim.
Internet Layer
Mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI.
Contoh: Routing.
Physical Layer
Merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb.
Network Access Layer
merupakan layer yang berkaitan dengan semua hal dimana paket IP membutuhkan link secara fisik ke media jaringan. Network Access Layer disebut juga sebagai host-to-network layer. Ini mencakup teknologi LAN dan WAN, dan semua informasi yang tercantum dalam data-link layer dan physical layer pada OSI layer.

IP Address
IP atau Internet Protocol adalah sederetan angka biner 32 bit yang terbagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas biner 8 bit yang dipisahkan dengan tanda titik (dot). IP beroperasi pada lapisan network OSI (Open System Interconnection).
Format IP Address
disimbolkan dengan huruf “x”, dimana x bisa bernilai biner 1 atau 0. Contoh :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
(jika x bernilai 1 atau 0)
11000000.10101000.00000000.00000001
192.168.0.1 ( konversi biner ke desimal)
Kelas IP Address
Kelas A mempunyai 8 bit yang dialokasikan untuk Network ID (bit untuk nomor unit jaringan) dan 24 bit yang dialokasikan untuk alamat Host ID (bit untuk nomor unik komputer atau ethernet). Bit yang merupakan urutan nilai tertinggi (most signification bit) berada di paling kiri dengan nilai selalu 0.
Kelas IP Address
Kelas A => (Untuk jaringan dengan jumlah host besar)
Kelas B => (Untuk jaringan dengan jumlah host sedang)
Kelas C => (Untuk jaringan dengan jumlah host sedikit)
Kelas D => (Untuk keperluan jaringan multicast. Contoh :Vicon)
Kelas E => (Untuk eksperimen jaringan (IP Address baru)).
IP Address Kelas A
Tabel 3-1: Kelas A

Alamat minimumnya semua bit di isikan dengan angka 0.
00000000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
0.0.0.0 (nilai desimal)
Sedangkan alamat maksimumnya semua bit di isikan dengan biner 1 (kecuali bit pertama paling kiri).
01111111.11111111.11111111.11111111 (nilai biner)
127.255.255.255 (nilai desimal)
Kelas A
Karena dalam kelas A bit yang dialokasikan untuk alamat host (komputer) sebanyak 24 bit (2 pangkat 24), sehingga alamat ini dipakai untuk jaringan besar (big network).
IP Address Kelas B
Tabel 3-2: Kelas B

Alamat minimumnya dengan cara mengisikan biner 0 ke semua 30 bit dalam tabel di atas, kecuali bit pertama dan ke dua. Seperti biner berikut :
10000000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
128.0.0.0 (nilai desimal)
Alamat maksimum ke 30 bit tersebut di isikan dengan biner 1 semua, kecuali bit pertama dan ke dua. Seperti biner berikut :
10111111.11111111.11111111.11111111 (nilai biner)
191.255.255.255 (nilai desimal)
Kelas B
Karena dalam kelas B bit yang di alokasikan untuk Host ID sebanyak 16 bit (2 pangkat 16), sehingga alamat ini biasa dipakai untuk jaringan sedang (medium network).
IP Address Kelas C
Tabel 3-3: Kelas C

Alamat minimum dengan cara mengisikan ke 29 bit pada tabel di atas dengan biner 0 semua. Seperti biner berikut:
11000000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
192.0.0.0 (nilai desimal)
Alamat maksimum dari kelas C ini, ke 29 bit tersebut di isikan dengan biner 1 semua. Seperti biner berikut:
11011111.11111111.11111111.11111111 (nilai biner)
223.255.255.255 (nilai desimal)
Kelas C
Karena dalam kelas C bit yang di alokasikan untuk alamat Host ID sebanyak 8 bit (2 pangkat 8), maka alamat ini biasa di pakai untuk jaringan kecil (small network).
IP Address Kelas D
Tabel 3-4: Kelas D

Alamat minimumnya dengan cara memasukkan biner 0 semua ke 28 bit tersebut.Seperti iner berikut:
11100000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
224.0.0.0 (nilai desimal)
Alamat maksimumnya, dengan cara memasukkan biner 1 semua ke 28 bit pada kelas D. Seperti iner berikut:
11101111.11111111.11111111.11111111 (nilai biner)
239.255.255.255 (nilai desimal)
Contoh: Komunikasi VICON.
IP Address Kelas E
Tabel 3-5: Kelas E

Nilai minimum untuk kelas E adalah:
11110000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
240.0.0.0 (nilai desimal)
Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah:
11110111.11111111.11111111.11111111 (nilai biner)
247.255.255.255 (nilai desimal)
Alamat ini digunakan untuk keperluan IP address di masa yang akan datang.
Alamat-alamat Khusus
Alamat 0.0.0.0 tidak boleh digunakan untuk alamat yang menunjukkan host atau komputer.
Alamat 255.255.255.255 tidak boleh digunakan untuk alamat host, karena alamat ini menunjukkan alamat broadcast.
Nilai bit dalam format IP address yang menunjukkan alamat host, tidak boleh di isi dengan biner 0 semua atau 1 semua. Karena jika bit yang menunjukkan alamat host di isi biner 0 semua, secara otomatis akan digunakan oleh sistem sebagai alamat jaringan (Network-ID). Sedangkan jika bit untuk host tersebut di isi dengan biner 1 semua, secara otomatis akan menjadi alamat broadcast.
Alamat-alamat Khusus
Alamat 127.0.0.1 adalah alamat khusus yang digunakan untuk local host (loopback), sehingga tidak boleh di gunakan untuk Host ID.
Alamat 224.0.0.0 – 239.255.255.255 digunakan untuk teknologi multicasting.
Alamat 240.0.0.0 – 247.255.255.255 digunakan untuk keperluan IP address di masa yang akan datang.
IP Private
Kelompok IP address Private adalah alamat yang dipakai oleh LAN (Local Area Network) dan tidak dapat di akses oleh internet, range IP private.
seperti pada tabel berikut :
Tabel 3-6 :IP private.

Alamat Subnet mask
Nilai subnet mask berfungsi untuk memanajemen jumlah host. Dengan subnet mask router dapat menentukan bagian mana yang menunjukkan alamat jaringan (Network ID) dan bagian mana yang menunjukkan alamat host (Host ID).
Tabel 3-7: Subnet mask.

Contoh IP Address
Kelas A
IP address : 10.0.0.1
Subnet mask : 255.0.0.0
Network ID : 10.0.0.0
Broadcast ID : 10.255.255.255
Kelas B
IP address : 172.16.0.1
Subnet mask : 255.255.0.0
Network ID : 172.16.0.0
Broadcast ID : 172.16.255.255
Kelas C
IP address : 192.168.1.1
Subnet mask : 255.255.255.0
Network ID :192.168.1.0
Broadcast ID : 192.168.1.255
Dalam sistem operasi Linux penulisan subnet mask ditulis dengan tanda “/”.
Contoh:
address 192.168.0.1/24 {kelas C}
/24 diambil dari banyaknya jumlah angka 1 dari Alamat Subnet mask.
Subnet mask kelas C adalah 255.255.255.0 jika dituliskan secara desimal adalah :
11111111.11111111.11111111.00000000.
Jika dihitung, maka jumlah angka 1 adalah sebanyak 24.
Contoh Kasus
Dalam sebuah lab. Jaringan komputer tersedia 14 komputer, antar komputer di buat LAN dengan topologi star. Jika dalam LAN tersebut di kehendaki dengan alamat jaringan kelas C (misalkan 192.168.0.0). Tentukan:
Sabnet mask dan range IP address komputer dalam LAN tersebut!
Jawab:
Subnet mask kelas C =11111111.11111111.11111111.11110000
= 255.255.255.240
Jumlah host = 2 pangkat N – 2
= 2 pangkat 4 – 2
= 14
Range IP address LAN antara 192.168.0.1 – 192.168.0.14, sedangkan alamat jaringan (Network ID): 192.168.0.0 dan alamat broadcastnya adalah 192.168.0.15
Subnetting adalah suatu metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang telah anda miliki.
Contoh kasus :
Sebuah perusahaan memperoleh IP address network kelas C 192.168.0.0. Dengan IP network tersebut maka akan didapatkan sebanyak 254 (2 pangkat 8 – 2) alamat IP address yang dapat kita pasang pada komputer yang terkoneksi ke jaringan.
Jika anda hanya menggunakan 30 komputer dalam satu kantor, maka ada 224 IP address yang tidak akan terpakai.
Untuk mensiasati jumlah IP address yang tidak terpakai tersebut, teknik subneting akan berlaku yaitu dengan membagi IP network menjadi beberapa network yang lebih kecil yang disebut subnet.
Rumus Subnetting
Rumus untuk menghitung jumlah subnet adalah : 2 pangkat n – 2
n adalah jumlah bit yang diselubungi
Rumus untuk menghitung jumlah host per subnet = 2 pangkat N – 2
N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID
Subnetting Kelas A
Jika suatu perusahaan telah mendapatkan IP jaringan 10.0.0.0, sehingga bisa dibangun suatu jaringan dengan jumlah host yang sangat besar yaitu 2 pangkat 24 – 2 atau 16777214 host. Sedangkan jumlah komputer yang ada hanya 100 unit. Agar IP network tersebut bisa bermanfaat, maka diperlukan pembagian subnet. Yaitu dengan cara:
Jumlah komputer yang tersedia sebanyak 100 unit, sehingga biner subnet masknya adalah
11111111.11111111.11111111.10000000 atau 255.255.255.128, sehingga jumlah subnetnya adalah 2 pangkat 17 – 2 = 131070 dan jumlah host persubnetnya adalah 126. Sehingga masih memungkinkan untuk menambah komputer sebanyak 26 unit.
Tabel Subnetting Kelas A

Subnetting Kelas B
Untuk kelas B dengan 3 bit diselubungi, Subnet Masknya adalah 11111111.11111111.11100000.00000000 atau 255.255.224.0 dan IP Network yang di miliki: 180.124.0.0. Dengan rumus jumlah subnet adalah : 2 pangkat n – 2 dan jumlah host per subnet = 2 pangkat N – 2, sehingga dapat di hitung:
jumlah subnet = 2 pangkat 3 – 2 = 6
Jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID adalah
N = 16 – 3 = 13
jumlah host persubnet = 2 pangkat 13 – 2 = 8190
Dengan menerapkan rumus (256 – angka oktet yang diselubungi) = (256 – 224) = 32, sehingga kelompok subnet yang dapat digunakan adalah kelipatan 32 yaitu: 32, 64, 96, 128, 160, 192.
Subnetting
Maka subnet (Network ID) yang tersedia adalah :
180.124.32.0
180.124.64.0
180.124.96.0
180.124.128.0
180.124.160.0
180.124.192.0
Dengan kelompok Ip Address yang dapat digunakan untuk host adalah :
180.124.32.1 sampai 180.124.63.254
180.124.64.1 sampai 180.124.95.254
180.124.96.1 sampai 180.124.127.254
180.124.128.1 sampai 180.124.159.254
180.124.160.1 sampai 180.124.191.254
180.124.192.1 sampai 180.124.223.254
Sedangkan kelompok broadcast yang dapat digunakan adalah :
180.124.63.255
180.124.95.255
180.124.127.255
180.124.159.255
180.124.191.255
180.124.223.255
Tabel Subnetting Kelas B

Subnetting Kelas C
Misalkan kita memiliki IP network 192.200.73.0 dengan subnet mask 11111111.11111111.11111111.11111100 atau 255.255.255.252 dimana bit oktet ke empat yang terselubung adalah 252. Dengan menggunakan rumus di atas bisa di hitung :
jumlah subnet = 2 pankat 6 – 2 = 62
jumlah host persubnet = 2 pangkat 2 – 2 = 2
Dengan menggunakan rumus (256-252)=4, sehingga kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 4 yaitu :4, 8, 12, …, 248 . Dengan demikian kelompok IP address yang dapat digunakan untuk host adalah :
192.200.73.5 sampai dengan 192.200.73.6
192.200.73.9 sampai dengan 192.200.73.10
.
.
.
192.200.73.249 sampai dengan 192.200.73.250
Kasus soal.
Misalkan kita mendapatkan IP network 192.100.73.0 dengan subnet mask 11111111.11111111.11111111.11000000 atau 255.255.255.192, dimana oktet bit ke empat yang terselubung adalah 192 (2 bit dari kiri). Seperti rumus diatas, sehingga bisa di hitung:
Jumlah host persubnet
Jumlah subnet
IP Addreass, Network dan broadcast.
Tabel Subnetting Kelas C

Subnetting Kelas C
Sedangkan kelompok subnet (Network ID) yang dapat digunakan adalah :
192.200.73.4
192.200.73.8
.
.
.
192.200.73.248
Sedangkan kelompok broadcast yang dapat digunakan adalah :
192.200.73.7
192.200.73.11
.
.
.
192.200.73.251
Format IP Address
disimbolkan dengan huruf “x”, dimana x bisa bernilai biner 1 atau 0. Contoh :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
(jika x bernilai 1 atau 0)
11000000.10101000.00000000.00000001
192.168.0.1 ( konversi biner ke desimal)
Kelas IP Address
Kelas A mempunyai 8 bit yang dialokasikan untuk Network ID (bit untuk nomor unit jaringan) dan 24 bit yang dialokasikan untuk alamat Host ID (bit untuk nomor unik komputer atau ethernet). Bit yang merupakan urutan nilai tertinggi (most signification bit) berada di paling kiri dengan nilai selalu 0.
Kelas IP Address
Kelas A => (Untuk jaringan dengan jumlah host besar)
Kelas B => (Untuk jaringan dengan jumlah host sedang)
Kelas C => (Untuk jaringan dengan jumlah host sedikit)
Kelas D => (Untuk keperluan jaringan multicast. Contoh :Vicon)
Kelas E => (Untuk eksperimen jaringan (IP Address baru)).
IP Address Kelas A
Tabel 3-1: Kelas A
Alamat minimumnya semua bit di isikan dengan angka 0.
00000000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
0.0.0.0 (nilai desimal)
Sedangkan alamat maksimumnya semua bit di isikan dengan biner 1 (kecuali bit pertama paling kiri).
01111111.11111111.11111111.11111111 (nilai biner)
127.255.255.255 (nilai desimal)
Kelas A
Karena dalam kelas A bit yang dialokasikan untuk alamat host (komputer) sebanyak 24 bit (2 pangkat 24), sehingga alamat ini dipakai untuk jaringan besar (big network).
IP Address Kelas B
Tabel 3-2: Kelas B
Alamat minimumnya dengan cara mengisikan biner 0 ke semua 30 bit dalam tabel di atas, kecuali bit pertama dan ke dua. Seperti biner berikut :
10000000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
128.0.0.0 (nilai desimal)
Alamat maksimum ke 30 bit tersebut di isikan dengan biner 1 semua, kecuali bit pertama dan ke dua. Seperti biner berikut :
10111111.11111111.11111111.11111111 (nilai biner)
191.255.255.255 (nilai desimal)
Kelas B
Karena dalam kelas B bit yang di alokasikan untuk Host ID sebanyak 16 bit (2 pangkat 16), sehingga alamat ini biasa dipakai untuk jaringan sedang (medium network).
IP Address Kelas C
Tabel 3-3: Kelas C
Alamat minimum dengan cara mengisikan ke 29 bit pada tabel di atas dengan biner 0 semua. Seperti biner berikut:
11000000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
192.0.0.0 (nilai desimal)
Alamat maksimum dari kelas C ini, ke 29 bit tersebut di isikan dengan biner 1 semua. Seperti biner berikut:
11011111.11111111.11111111.11111111 (nilai biner)
223.255.255.255 (nilai desimal)
Kelas C
Karena dalam kelas C bit yang di alokasikan untuk alamat Host ID sebanyak 8 bit (2 pangkat 8), maka alamat ini biasa di pakai untuk jaringan kecil (small network).
IP Address Kelas D
Tabel 3-4: Kelas D
Alamat minimumnya dengan cara memasukkan biner 0 semua ke 28 bit tersebut.Seperti iner berikut:
11100000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
224.0.0.0 (nilai desimal)
Alamat maksimumnya, dengan cara memasukkan biner 1 semua ke 28 bit pada kelas D. Seperti iner berikut:
11101111.11111111.11111111.11111111 (nilai biner)
239.255.255.255 (nilai desimal)
Contoh: Komunikasi VICON.
IP Address Kelas E
Tabel 3-5: Kelas E
Nilai minimum untuk kelas E adalah:
11110000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
240.0.0.0 (nilai desimal)
Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah:
11110111.11111111.11111111.11111111 (nilai biner)
247.255.255.255 (nilai desimal)
Alamat ini digunakan untuk keperluan IP address di masa yang akan datang.
Alamat-alamat Khusus
Alamat 0.0.0.0 tidak boleh digunakan untuk alamat yang menunjukkan host atau komputer.
Alamat 255.255.255.255 tidak boleh digunakan untuk alamat host, karena alamat ini menunjukkan alamat broadcast.
Nilai bit dalam format IP address yang menunjukkan alamat host, tidak boleh di isi dengan biner 0 semua atau 1 semua. Karena jika bit yang menunjukkan alamat host di isi biner 0 semua, secara otomatis akan digunakan oleh sistem sebagai alamat jaringan (Network-ID). Sedangkan jika bit untuk host tersebut di isi dengan biner 1 semua, secara otomatis akan menjadi alamat broadcast.
Alamat-alamat Khusus
Alamat 127.0.0.1 adalah alamat khusus yang digunakan untuk local host (loopback), sehingga tidak boleh di gunakan untuk Host ID.
Alamat 224.0.0.0 – 239.255.255.255 digunakan untuk teknologi multicasting.
Alamat 240.0.0.0 – 247.255.255.255 digunakan untuk keperluan IP address di masa yang akan datang.
IP Private
Kelompok IP address Private adalah alamat yang dipakai oleh LAN (Local Area Network) dan tidak dapat di akses oleh internet, range IP private.
seperti pada tabel berikut :
Tabel 3-6 :IP private.
Alamat Subnet mask
Nilai subnet mask berfungsi untuk memanajemen jumlah host. Dengan subnet mask router dapat menentukan bagian mana yang menunjukkan alamat jaringan (Network ID) dan bagian mana yang menunjukkan alamat host (Host ID).
Tabel 3-7: Subnet mask.
Contoh IP Address
Kelas A
IP address : 10.0.0.1
Subnet mask : 255.0.0.0
Network ID : 10.0.0.0
Broadcast ID : 10.255.255.255
Kelas B
IP address : 172.16.0.1
Subnet mask : 255.255.0.0
Network ID : 172.16.0.0
Broadcast ID : 172.16.255.255
Kelas C
IP address : 192.168.1.1
Subnet mask : 255.255.255.0
Network ID :192.168.1.0
Broadcast ID : 192.168.1.255
Dalam sistem operasi Linux penulisan subnet mask ditulis dengan tanda “/”.
Contoh:
address 192.168.0.1/24 {kelas C}
/24 diambil dari banyaknya jumlah angka 1 dari Alamat Subnet mask.
Subnet mask kelas C adalah 255.255.255.0 jika dituliskan secara desimal adalah :
11111111.11111111.11111111.00000000.
Jika dihitung, maka jumlah angka 1 adalah sebanyak 24.
Contoh Kasus
Dalam sebuah lab. Jaringan komputer tersedia 14 komputer, antar komputer di buat LAN dengan topologi star. Jika dalam LAN tersebut di kehendaki dengan alamat jaringan kelas C (misalkan 192.168.0.0). Tentukan:
Sabnet mask dan range IP address komputer dalam LAN tersebut!
Jawab:
Subnet mask kelas C =11111111.11111111.11111111.11110000
= 255.255.255.240
Jumlah host = 2 pangkat N – 2
= 2 pangkat 4 – 2
= 14
Range IP address LAN antara 192.168.0.1 – 192.168.0.14, sedangkan alamat jaringan (Network ID): 192.168.0.0 dan alamat broadcastnya adalah 192.168.0.15
Subnetting adalah suatu metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang telah anda miliki.
Contoh kasus :
Sebuah perusahaan memperoleh IP address network kelas C 192.168.0.0. Dengan IP network tersebut maka akan didapatkan sebanyak 254 (2 pangkat 8 – 2) alamat IP address yang dapat kita pasang pada komputer yang terkoneksi ke jaringan.
Jika anda hanya menggunakan 30 komputer dalam satu kantor, maka ada 224 IP address yang tidak akan terpakai.
Untuk mensiasati jumlah IP address yang tidak terpakai tersebut, teknik subneting akan berlaku yaitu dengan membagi IP network menjadi beberapa network yang lebih kecil yang disebut subnet.
Rumus Subnetting
Rumus untuk menghitung jumlah subnet adalah : 2 pangkat n – 2
n adalah jumlah bit yang diselubungi
Rumus untuk menghitung jumlah host per subnet = 2 pangkat N – 2
N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID
Subnetting Kelas A
Jika suatu perusahaan telah mendapatkan IP jaringan 10.0.0.0, sehingga bisa dibangun suatu jaringan dengan jumlah host yang sangat besar yaitu 2 pangkat 24 – 2 atau 16777214 host. Sedangkan jumlah komputer yang ada hanya 100 unit. Agar IP network tersebut bisa bermanfaat, maka diperlukan pembagian subnet. Yaitu dengan cara:
Jumlah komputer yang tersedia sebanyak 100 unit, sehingga biner subnet masknya adalah
11111111.11111111.11111111.10000000 atau 255.255.255.128, sehingga jumlah subnetnya adalah 2 pangkat 17 – 2 = 131070 dan jumlah host persubnetnya adalah 126. Sehingga masih memungkinkan untuk menambah komputer sebanyak 26 unit.
Tabel Subnetting Kelas A
Subnetting Kelas B
Untuk kelas B dengan 3 bit diselubungi, Subnet Masknya adalah 11111111.11111111.11100000.00000000 atau 255.255.224.0 dan IP Network yang di miliki: 180.124.0.0. Dengan rumus jumlah subnet adalah : 2 pangkat n – 2 dan jumlah host per subnet = 2 pangkat N – 2, sehingga dapat di hitung:
jumlah subnet = 2 pangkat 3 – 2 = 6
Jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID adalah
N = 16 – 3 = 13
jumlah host persubnet = 2 pangkat 13 – 2 = 8190
Dengan menerapkan rumus (256 – angka oktet yang diselubungi) = (256 – 224) = 32, sehingga kelompok subnet yang dapat digunakan adalah kelipatan 32 yaitu: 32, 64, 96, 128, 160, 192.
Subnetting
Maka subnet (Network ID) yang tersedia adalah :
180.124.32.0
180.124.64.0
180.124.96.0
180.124.128.0
180.124.160.0
180.124.192.0
Dengan kelompok Ip Address yang dapat digunakan untuk host adalah :
180.124.32.1 sampai 180.124.63.254
180.124.64.1 sampai 180.124.95.254
180.124.96.1 sampai 180.124.127.254
180.124.128.1 sampai 180.124.159.254
180.124.160.1 sampai 180.124.191.254
180.124.192.1 sampai 180.124.223.254
Sedangkan kelompok broadcast yang dapat digunakan adalah :
180.124.63.255
180.124.95.255
180.124.127.255
180.124.159.255
180.124.191.255
180.124.223.255
Tabel Subnetting Kelas B
Subnetting Kelas C
Misalkan kita memiliki IP network 192.200.73.0 dengan subnet mask 11111111.11111111.11111111.11111100 atau 255.255.255.252 dimana bit oktet ke empat yang terselubung adalah 252. Dengan menggunakan rumus di atas bisa di hitung :
jumlah subnet = 2 pankat 6 – 2 = 62
jumlah host persubnet = 2 pangkat 2 – 2 = 2
Dengan menggunakan rumus (256-252)=4, sehingga kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 4 yaitu :4, 8, 12, …, 248 . Dengan demikian kelompok IP address yang dapat digunakan untuk host adalah :
192.200.73.5 sampai dengan 192.200.73.6
192.200.73.9 sampai dengan 192.200.73.10
.
.
.
192.200.73.249 sampai dengan 192.200.73.250
Kasus soal.
Misalkan kita mendapatkan IP network 192.100.73.0 dengan subnet mask 11111111.11111111.11111111.11000000 atau 255.255.255.192, dimana oktet bit ke empat yang terselubung adalah 192 (2 bit dari kiri). Seperti rumus diatas, sehingga bisa di hitung:
Jumlah host persubnet
Jumlah subnet
IP Addreass, Network dan broadcast.
Tabel Subnetting Kelas C
Subnetting Kelas C
Sedangkan kelompok subnet (Network ID) yang dapat digunakan adalah :
192.200.73.4
192.200.73.8
.
.
.
192.200.73.248
Sedangkan kelompok broadcast yang dapat digunakan adalah :
192.200.73.7
192.200.73.11
.
.
.
192.200.73.251
10 April, 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)