13 December, 2010

Protokol dan Arsitektur Protokol

1/13

Protokol dan Arsitektur Protokol
Saat dua atau lebih komputer saling dihubungkan melalui sebuah jaringan komunikasi maka untuk dapat saling berkomunikasi diperlukan “bahasa” yang sama. “Bahasa” tersebut merujuk pada protokol. Dengan kata lain, protokol merupakan rangkaian aturan yang membawahi proses pertukaran data diantara dua entity atau merupakan persetujuan semua pihak yang berkomunikasi tentang bagaimana komunikasi tersebut harus dilakukan.

Entity merupakan istilah yang merujuk pada elemen-elemen aktif pada sebuah layer, yang dapat meliputi program-program aplikasi user, program transfer file, sistem managemen data, terminal dan lain-lain. Entity-entity yang berisi layer yang bersesuaian pada mesin yang berlainan disebut peer. Dengan kata lain, peer-lah yang berkomunikasi dengan menggunakan protokol. Seperti dijelaskan diatas, protokol berisi sejumlah aturan yang mengatur format dan arti sebuah frame, paket, atau pesan diantara dua peer-entity dalam sebuah layer. Entity menggunakan protokol agar dapat mengimplementasikan definisi–definisi layanannya. Sebuah entity dapat
mengubah protokolnya dengan alasan tertentu.

Elemen kunci sebuah protokol adalah :
  • Syntax, meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan format data dan level-level sinyal.
  • Semantics, meliputi informasi kontrol untuk koordinasi dan pengendalian kesalahan.
  • Timing, meliputi kesesuaian urutan dan kecepatan.
Service dan protokol merupakan dua konsep yang berbeda. Service merupakan kumpulan operasi yang disediakan oleh sebuah layer bagi layer diatasnya. Service menentukan operasi-operasi yang disiapkan bagi penggunanya, akan tetapi tidak memberitahukan cara operasi-operasi tersebut diimplementasikan. Sevice berhubungan dengan interface yang ada diantara dua layer. Sebaliknya, protokol merupakan aturan yang mengatur format dan arti sebuah frame, paket, atau pesan yang dipertukarkan diantara dua peer entity dalam sebuah layer. Entity
menggunakan protokol untuk dapat mengimplementasikan layanannya. Entity mempunyai kebebasan mengubah protokolnya dengan alasan tertentu.


Arsitektur Protokol
Sering kali sistem komunikasi yang digunakan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Misalnya, sistem transfer file yang memiliki modul-modul yang mentransmisikan password, file command dan records. Modul-modul tersebut disusun dalam rangkaian terstruktur. Struktur tersebut disebut sebagai arsitektur protokol. Dengan kata lain, sebuah arsitektur protokol adalah struktur urutan dari hardware dan sotfware yang mendukung pertukaran data diantara sistem dan mendukung aplikasi terdistribusi.


Arsitektur Protokol Sederhana

Untuk mengurangi kerumitan rancangan, sebagian besar jaringan diorganisasikan sebagai suatu tumpukan (layer) atau level. Jumlah, nama, isi, dan fungsi setiap layer dapat berbeda dari jaringan satu dengan lainnya. Akan tetapi, pada semua jaringan, tujuan sebuah layer adalah untuk memberikan layanan kepada layer yang ada di atasnya. Dengan kata lain,
arsitektur jaringan merupakan himpunan layer dan protokol. Pada setiap layer, satu protokol atau lebih diterapkan dalam sistem komunikasi.

Karakteristik penting sebuah protokol adalah sebagai berikut.
  • Langsung/tidak langsung
Bila dua sistem menggunakan point-to-point link, entiti-entiti pada sistem dapat dikatakan berkomunikasi secara langsung; yakni kontrol informasi dan data melintas langsung diantara kedua entiti tanpa adanya pengatur lain. Apabila sistem dihubungkan dengan switch jaringan komunikasi, atau mempunyai konfigurasi multipoint, maka tidak akan terjadi komunikasi protokol secara langsung. Kedua entiti yang berkomunikasi harus bergantung pada fungsi entiti-entiti lain untuk dapat saling menukar data. Pada rangkaian jaringan yang lebih luas, dimana dua entiti tidak hanya terhubung jaringan switch akan tetapi terhubung juga secara tidak langsung dengan dua jaringan atau lebih diistilahkan Internet.
  • Monolitis/terstruktur
Pada sistem monolitis, task-task komunikasi pada sebuah entiti diperlakukan sebagai sebuah unit. Sehingga semua tugas dilakukan secara mandiri oleh unit tersebut. Misalnya, pada dua unit yang saling bertukar data, maka semua logic yang berhubungan dengan pertukaran data dilakukan oleh masing-masing unit. Mulai dari koneksi ke jaringan, pemisahan paket data menjadi lebih kecil, dan seterusnya. Sehingga pertukaran data hanya akan terjadi jika entiti yang lain siap menerima data, sebaliknya entiti pengirim data juga siap mengirimkan data. Pada sistem terstruktur, rangkaian protokol yang digunakan mempunyai lapisan-lapisan atau hierarki. Sehingga tugas-tugas tertentu hanya dikerjakan oleh entiti yang lebih rendah tingkatannya, sedangkan entiti yang lebih tinggi tingkatannya hanya menerima
service dari entiti yang lebih rendah. Secara tidak langsung, entiti pada tingkat yang lebih tinggi tergantung pada entiti yang lebih rendah untuk menukar data.
  • Simetris/tidak simetris
Sebuah protokol bersifat simetris jika dapat melakukan komunikasi antara entiti sejenis. Sedangkan asimetri diterapkan pada protokol yang mempunyai tingkatan lebih tinggi/lebih rendah, misalnya hubungan “client” dan “server”.
  • Standar/non standar
Sebuah protokol non standar adalah protokol yang dibuat untuk suatu situasi komunikasi tertentu. Umumnya dirancang untuk model komputer khusus.


Suatu tugas (task) yang dilakukan oleh sebuah protokol dinamakan fungsi.
Fungsi-fungsi protokol dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori sebagai berikut.
  • Encapsulation
Setiap PDU (Protocol Data Unit) terdiri dari data dan information control. Information control dikelompokkan dalam tiga ketegori: Address, Error detecting code, dan Protokol control. Proses untuk menambahkan data dan information control ke dalam sebuah PDU disebut enkapsulasi (encapsulation).
  • Segmentasi dan Reassembling
Segmentasi merupakan pemecahan data menjadi blok-blok yang berukuran sama. Alasan dilakukannya segmentasi, antara lain :
o Kemampuan jaringan komunikasi menerima ukuran blok.
o Efisiensi Error control.
o Efisiensi Flow control.
o Efisiensi buffer.

Kerugian dari segmentasi, antara lain :
o Overhead menjadi lebih besar.
o Terjadinya banyak interrupt akibat semakin banyaknya blok yang masuk.

Kebalikan dari segmentasi adalah reassembling. Reassembling adalah pengumpulan kembali sebuah data dari blok-blok yang sudah disegmentasi.
  • Connection control
Kontrol koneksi berhubungan dengan metode yang digunakan untuk melakukan pertukaran data antar entiti.
  • Ordered delivery
Apabila dua buah entiti pada host yang berlainan berkomunikasi, maka ada kemungkinan paket-paket data tidak tiba secara bersamaan akibat melintasi jalur-jalur yang berlainan. Agar entiti penerima dapat menerima data dengan benar, maka tiap-tiap paket data diberi tanda secara urut.
  • Flow control
Flow control merupakan suatu fungsi yang ditujukan untuk membatasi jumlah atau rate data yang dikirim oleh suatu entiti yang mentransmisi. Bentuk flow control yang paling sederhana adalah prosedur stop-andwait.
  • Error control
Error control diperlukan untuk menjaga informasi dan data dari kerusakan. Biasanya error control terdiri dari error detection dan transmisi ulang. Untuk error detection, disisipkan kode pendeteksi kesalahan pada paket yang ditransmisikan. Jika dideteksi adanya kesalahan pengiriman oleh receiver, maka paket data tersebut dibuang dan dikirimkan permintaan untuk melakukan transmisi ulang paket data yang dibuang tersebut.
  • Addressing
Konsep pengalamatan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Addressing level (tingkatan pengalamatan), menunjuk pada tempat dimana suatu entiti berada. Umumnya, alamat semacam ini disebut dengan network-level addressing.
Contohnya dalam arsitektir TCP/IP disebut dengan alamat IP (IP address) atau dalam OSI disebut Network Service Access Point (NSAP).
2. Addressing scope (jangkauan pengalamatan).
3. Connection identifiers (identifikasi koneksi), konsep ini muncul pada transfer data yang lebih berorientasi koneksi. Pada tranfer data berorientasi koneksi, kadang hanya dipergunakan sebuah nama koneksi selama fase transfer data.
Keuntungan penggunaan identifikasi koneksi antara lain :
• Mengurangi overhead.
• Dapat menentukan rute yang jelas (routing).
• Efektif untuk koneksi yang lebih dari satu secara simultan.
• Sekal suatu koneksi dijalankan, ujung sistem mampu mempertahankan informasi kondisi yang berkaitan dengan koneksi tersebut.

4. Addressing mode (mode pengalamatan). Berhubungan dengan rujukan pada sistem tunggal (unicast address) atau port.
  • Multiplexing
Multiplexing selain digunakan pada konsep pengalamatan yang
menunjukkan koneksi dari koneksi multiple ke sistem tunggal atau dari
sistem tunggal ke port, juga berhubungan dengan pemetaan koneksi
dari satu level ke level yang lain.
  • Transmission services
Sebuah protokol dapat menyediakan berbagai jenis layanan tambahan kepada entiti-entiti yang menggunakannya. Contohnya :
  1. Prioritas: pesan-pesan tertentu, misalnya control massage, diperlukan untuk mendapatkan delay minimum.
  2. Mutu layanan: golongan data tertentu membutuhkan laju penyelesaian minimum atau batas penundaan maksimum.
  3. Security: kemungkinan dimintanya mekanisme pengamanan atau pembatasan akses.
Arsitektur protokol yang paling banyak digunakan adalah suite protocol TCP/IP. Tidak diperlukan interface yang sama pada semua mesin, asalkan setiap mesin dapat menggunakan protokol dengan benar. Daftar protokol yang digunakan oleh sebuah sistem, satu protokol per layer, disebut dengan protokol stack.

Model 3 lapisan (three layer model)
Komunikasi data dibagi menjadi 3 lapisan yang berdiri sendiri, yaitu :
􀂃 Network access layer, berkaitan dengan perpindahan data diantara
komputer dengan jaringan dimana jaringan tersebut dihubungkan.
􀂃 Transport layer, berkaitan dengan lapisan yang digunakan oleh semua
aplikasi.
􀂃 Application layer, berkaitan dengan aplikasi dari user.
Yang perlu diperhatikan adalah, tidak ada data yang dipindahkan
secara langsung dari layer n sebuah mesin ke layer n mesin lainnya.
Melainkan setiap layer melewatkan data dan mengontrol informasi ke layer
yang berada di bawahnya. Hingga ke layer paling bawah.

Model Komunikasi Tiga Lapisan

Operasi Pada Model Protokol 3 Lapisan
Layanan (service) merupakan sekumpulan operasi yang disediakan
sebuah layer bagi layer yang berada di atasnya. Service berhubungan
dengan sebuah interface yang ada diantara dua layer, dengan layer
bawah sebagai penyedia service dan layer atas sebagai pengguna. Suatu
layanan disebut andal (reliable) jika tidak pernah kehilangan datanya.
Sebuah layer memiliki dua macam layanan bagi layer di atasnya :
􀂃 Connection – oriented
Connection oriented dibuat berdasarkan sistem telepon. Contohnya
sistem file transfer. Variasi layanan connection-oriented misalnya,
urutan pesan dan aliran byte.
􀂃 Connectionless
Connectionless dibentuk berdasarkan sistem surat pos. Setiap pesan
memiliki alamat yang dituju. Variasi layanan connectionless misalnya,
datagram, acknowledged datagram, request-reply.
Suite Protokol TCP/IP
TCI/IP merupakan hasil dari pengembangan dan riset protokol yang
dilakukan atas jaringan packet-switched eksperimental (experimental packet
switched network), ARPANET, dan secara umum dikenal dengan nama
TCP/IP protokol suite. Suite protokol ini terdiri atas sekumpulan protokol dalam
jumlah besar yang dijadikan sebagai standar Internet.
Pendekatan TCP/IP adalah dengan memecah task menjadi modul-modul
atau entiti yang bisa berkomunikasi dengan entiti setara pada sistem yang
lain. Suatu entiti dalam sistem menyediakan layanan untuk sistem yang lain
dan, sebaliknya, menggunakan layanan dari entiti pada sistem yang lain.
Entiti-entiti ini dirancang dalam tampilan modular atau hierarki. TCP/IP
memandang bahwa pada layer-layer tertentu fungsi protokol-protokolnya
tidak harus sama atau bahkan mirip. Sehingga, yang umum dari serangkaian
7/13
protokol pada layer yang sama adalah bahwa mereka membagi rangkaian
protokol pendukung yang sama pada lapisan bawah berikutnya.
Task komunikasi TCP/IP disusun menjadi lima lapisan independen, yaitu :
􀂃 Lapisan Aplikasi (application layer), berhubungan dengan logik
yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai aplikasi user.
􀂃 Lapisan host-to-host (transport), berhubungan dengan mekanisme
pengiriman data. Lapisan ini bertugas memastikan bahwa seluruh
data tiba di aplikasi tujuan dan data yang tiba tersebut sesuai
dengan yang diperintahkan saat data dikirim.
􀂃 Lapisan Internet, berkaitan dengan prosedur-prosedur tertentu yang
diperlukan untuk menghubungkan dua perangkat komunikasi yang
berada pada sistem jaringan yang berbeda. Lapisan ini
menggunakan Internet Protocol (IP) yang menyediakan fungsi
routing melintasi bermacam-macam jaringan. Protokol ini juga
diterapkan pada jalur-jalur yang dilalui.
􀂃 Lapisan Akses jaringan (Network access layer), berkaitan dengan
pertukaran data diantara sebuah ujung sistem dengan jaringan
yang terhubung dengannya.
􀂃 Lapisan fisik (Physical Layer), meliputi interface fisik antara suatu
perangkat transmisi data, misalnya PC, dengan sebuah media
transmisi atau jaringan.

Lapisan-lapisan pada model TCP/IP
TCP/IP dibentuk dari beberapa protokol network access yang berurutan.
Protokol ini memungkinkan host mampu mengirim data melewati jaringan
menuju host lain, atau dari sebuah host pada jaringan lain menuju router. IP
diterapkan pada seluruh ujung sistem dan router. IP bertindak sebagai relay
untuk memindah suatu block data dari suatu host, melewati satu router atau
lebih, menuju ke host lain. TCP hanya diterapkan pada ujung sistem dan
menjaga track suatu blok data untuk memastikan bahwa semuanya dikirim
menuju aplikasi yang tepat secara reliabel.

PDU Pada Arsitektur TCP/IP
Agar komunikasi berjalan, setiap entiti pada seluruh sistem harus memiliki
suatu alamat khusus. Jika suatu host memiliki sebuah alamat global khusus,
maka hal ini memungkinkan protokol TCP mengirimkan data secara tepat.
Address ini kemudian disebut sebagai port.

Konsep pengiriman data pada TCP/IP
Gambaran transmisi oleh model TCP/IP adalah sebagai berikut. Suatu blok
data bersama dengan control information dikirimkan ke TCP. Oleh TCP, data
tersebut dipecah menjadi bagian yang lebih kecil (segmentation). Pada tiaptiap
bagian segmen dilampirkan control information dari TCP yang disebut
TCP header. Yang termasuk dalam TCP header meliputi: destination port,
sequence number, dan checksum. Segmen tersebut diserahkan kepada IP
untuk ditransmisikan. Karena transmisi harus melewati satu atau lebih router
perantara, maka IP melampirkan suatu header kontrol pada tiap segmen. Isi
dari header ini misalnya adalah alamat host tujuan. Kemudian segmen
dilewatkan pada lapisan network access untuk ditransmisikan menuju
tujuannya. Lapisan network access kemudian melampirkan headernya dan
menciptakan sebuah paket atau frame. Header dari network access meliputi
9/13
destination network dan request facilities (permintaan fasilitas). Lalu paket
ditansmisikan sepanjang jaringan menuju ke tujuannya.

Gambaran transfer data pada TCP/IP
Model OSI
Model OSI (Open Systems Interconnections) dikembangkan oleh ISO
(International Standars Organization) sebagi model untuk arsitektur
komunikasi komputer serta sebagai kerangka kerja bagi pengembangan
standar-standar protokol. Disebut sebagai open systems karena sistem
tersebut terbuka untuk digunakan berkomunikasi dengan sistem-sistem
lainnya. Model OSI bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini
tidak menjelaskan secara pasti layanan dan protokol yang digunakan pada
setiap layernya. Model OSI hanya menjelaskan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh sebuah layer.
Pada model OSI, fungsi-fungsi komunikasi dibagi menjadi suatu rangkaian
layer yang hierarkis. Masing-masing layer menampilkan subrangkaian fungsi
yang masih berkaitan yang diperlukan untuk komunikasi dengan sistem yang
lain. Tidak ada komunikasi secara langsung diantara peer layer kecuali pada
physical layer. Di atas physical layer, setiap entiti protokol mengirimkan data
sampai lapisan yang lebih rendah.
Prinsip-prinsip pada model OSI, pada dasarnya sama dengan
menggunakan rancangan modular (modular design). Yaitu, seluruh fungsi
dipecah menjadi beberapa modul, membuat interface diantara modul
sesederhana mungkin. Elemen kunci dari Model OSI adalah :
o Spesifikasi kontrol
o Definisi layanan
o Pengalamatan
Model OSI terdiri dari tujuh lapisan, yaitu ;
􀂃 Application
Layer ini menyediakan cara bagi program-program aplikasi untuk
mengakses lingkungan OSI. Berisi fungsi-fungsi manajemen dan
mekanisme-mekanisme yang umumnya berguna untuk mendukung
aplikasi-aplikasi yang didistribusikan.
􀂃 Presentation
Layer ini menentukan format data yang dipindahkan diantara
aplikasi dan menawarkan pada program-program aplikasi
serangkaian layanan transformasi data. Layer ini juga menentukan
syntax yang dipergunakan diantara entiti aplikasi.
10/13
􀂃 Session
Session layer menyediakan mekanisme untuk mengontrol dialog
diantara aplikasi pada ujung sistem. Service yang disediakan oleh
layer ini, antara lain:
• Dialogue dicipline, bisa berupa saluran half-duplex atau fullduplex.
• Grouping, aliran data bisa ditandai dengan cara
menentukan kelompok data.
• Recovery, layer ini dapat menyediakan suatu mekanisme
pemeriksaan, agar bila terjadi kegagalan diantara
checkpoint, dapat mentransmisikan kembali seluruh data
mulai dari checkpoint terakhir.
􀂃 Transport
Transport layer menyediakan suatu mekanisme perubahan data
diantara ujung sistem. Transport berorientasi koneksi menjamin
bahwa data yang dikirim bebas dari kesalahan, secara bertahap,
dengan tidak mengalami duplikasi atau hilang. Lapisan ini juga
berkaitan dengan optimalisasi penggunaan layanan jaringan dan
menyediakan mutu layanan yang bisa diminta untuk entiti session,
seperti menentukan laju error yang boleh diterima, maksimum
penundaan, prioritas, dan security.
􀂃 Network
Network layer menyediakan transfer informasi diantara ujung sistem
melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Pada layer ini,
sistem komputer berdialog dengan jaringan untuk menentukan
alamat tujuan dan meminta fasilitas jaringan tertentu, misalnya
prioritas.
􀂃 Data Link
Layer data link mengupayakan agar link fisik cukup baik dan
menyediakan layanan untuk mengaktifkan, mempertahankan dan
menonaktifkan link. Service yang disediakan untuk layer yang lebih
tinggi meliputi error detection dan control. Sehingga dengan suatu
data link layer yang berfungsi sepenuhnya layer yang lebih tinggi
berikutnya bisa menerima transmisi bebas kesalahan.
􀂃 Physical
Physical layer mencakup interface fisik antara devices dan aturan
bit-bit yang dilewatkan antara satu dengan yang lain. Lapisan ini
hanya menyediakan layanan arus bit mentah (tidak diproses).
Physical layer memiliki empat karakteristik penting, antara lain :
o Mekanis. Berkaitan dengan properti fisik dari interface ke
media transmisi.
o Elektris. Berkaitan dengan tampilan bit-bit, misalnya dalam hal
besar voltase dan laju transmisi bit.
o Fungsional. Menentukan fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh
sirkuit tunggal dari interface fisik antara sebuah sistem dengan
media transmisi.
11/13
o Prosedural. Menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit
berpindah melalui medium fisik.

Lapisan-lapisan pada OSI
Perbedaan Antara Model Referensi OSI dan TCP/IP
Persamaan dari kedua model, OSI dan TCP/IP, adalah bahwa keduanya
didasarkan pada konsep tumpukan (stack) protokol yang tidak saling
tergantung. Demikian juga, fungsi dari masing-masing layer yang dimiliki
kedua model kurang lebih sama. Pada kedua model, layer yang berada di
atas transport layer adalah pengguna-pengguna layanan transport yang
berorientasi aplikasi.



Perbandingan Layer pada OSI dan TCP/IP
Perbedaan antara model OSI dan TCP/IP menjadi jelas pada tiga konsep
sentral yang ada pada model OSI, yaitu :
• Layanan (services), setiap layer membentuk sejumlah service bagi
layer-layer di atasnya. Definisi service menyatakan tentang apa
yang dikerjakan layer, bukan tentang entity atau tentang
bagaimana layer bekerja.
• Antarmuka (interface), menjelaskan proses-proses di atasnya atau
cara mengaksesnya. Interface layer menetapkan parameterparameter
dan hasil yang diharapkan. Interface layer tidak
menyatakan tentang cara layer bekerja.
• Protokol, peer-protokol yang digunakan oleh sebuah layer
merupakan urusan layer itu sendiri. Layer dapat menggunakan
sembarang protokol sesuai dengan yang diinginkannya.
Pada model OSI, ketiga konsep tersebut dibedakan dengan jelas.
Sedangkan, pada model TCP/IP tidak membedakan dengan jelas layanan,
interface dan protokol. Akibatnya, protokol model OSI lebih tersembunyi
dengan baik daripada model TCP/IP dan dapat diganti dengan mudah.
Kemudahan tersebut merupakan salah satu tujuan memiliki protokol berlayer.
Model referensi OSI telah dibuat sebelum protokol ditemukan. Akibatnya,
model ini tidak dibiasakan ke serangkaian protokol tertentu dan menjadi
sangat umum. Pada saat orang mulai membangun jaringan yang
sebenarnya dengan menggunakan model OSI dan protokol-protokol yang
sudah ada, didapati bahwa mereka tidak memenuhi spesifikasi layanan
yang diperlukan. Karena itu, kemudian dicangkokkan sublayer konvergensi
ke model sehingga layanan bisa diperoleh. Dengan semakin
berkembangnya jaringan, maka model OSI malah mengalami kesulitan untuk
berkembang.
Dengan TCP/IP; protokol telah ada terlebih dahulu dan model benarbenar
hanya merupakan layanan diskripsi dari protokol yang sudah ada.
Sehingga tidak ada penyesuaian antara model dengan protokol.
Masalahnya adalah bahwa model tidak dapat dipasangkan dengan stackstack
protokol lainnya. Akibatnya, tidak begitu bermanfaat untuk jaringan
selain TCP/IP.
Perbedaan yang paling tampak antara kedua model adalah pada
jumlah layer. OSI memiliki tujuh layer, sedangkan TCP/IP memiliki empat layer.
Keduanya memiliki network layer, transport layer dan application layer ,
sedangkan layer-layer lainnya berbeda.
Model OSI mendukung kedua komunikasi, komunikasi conectionless dan
komunikasi connection-oriented, pada network layer, tetapi hanya
komunikasi connection oriented saja yang berada pada transport layer.
Model TCP/IP hanya memiliki satu mode saja dalam network layer
(connectionless) tetapi mendukung keduanya pada transport layer,
sehingga memberikan pilihan kepada pengguna.
13/13
Kritik Bagi Model OSI
Alasan OSI menjadi tidak populer adalah karena baik model maupun
protokolnya dianggap cacat. Pada model OSI, session layer mempunyai
sedikit manfaat bagi aplikasi, dan presentation layer hampir kosong.
Sedangkan, data link layer dan network layer begitu penuh sehingga
tugasnya harus dibagi-bagi menjadi sublayer-sublayer yang masing-masing
mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Model OSI bersama-sama dengan definisi
layanan dan protokol-protocok yang terkait sangatlah rumit. Layanan dan
protokolnya sulit untuk diterapkan dan tidak efisien dalam operasi. Beberapa
fungsi seperti pengalamatan, pengendalian aliran, pengendalian error
berulang-uleng muncul dalam layer-layernya, sehingga tidak efektif. Karena
model dan protokolnya sangat rumit, maka implementasinya akan sulit
diterapkan dan lambat.
Kritik Bagi Model TCP/IP
Masalah pada model TCP/IP adalah tidak dengan jelas membedakan
konsep layanan, interface dan protokol. Akibatnya, model TCP/IP tidak
dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan jaringan baru karena
spesifikasinya dan implementasinya selalu berubah-ubah. Model TCP/IP tidak
dapat berlaku secara umum dan sulit digunakan untuk menjelaskan stack
protokol selain protokol TCP/IP itu sendiri.
Host-to-layer pada model ini sebenarnya sama sekali bukan layer bila
didasarkan pada pandangan yang menyatakan bahwa istilah tersebut
digunakan dalam konteks protokol berlayer. Host-to-network sebenarnya
merupakan interface yang terletak antara network layer dan data link layer.
Sehingga dalam hal ini terjadi campur aduk antara interface dengan layer.
Model TCP/IP tidak membedakan antara data link layer dengan physical
layer. Physical layer berhubungan dengan karakteristik transmisi, sedangkan
data link layer bertugas membatasi frame awal dan frame akhir dan
membawanya dari suatu tempat ke tempat lain.

1 comment: