Perbandingan KVM, XEN, OPENVZ
Kali ini kita akan mencoba membahas sedikit tentang Pengertian KVM, XEN, OPENVZ, semoga bisa membantu para pengguna VPS dalam pengunaan nya.
1. Kernel-Based Virtual Machine (KVM)
Kernel-Based Virtual Machine (KVM) adalah salah satu teknologi virtualisasi (hypervisor) yang dikembangkan oleh Linux. KVM merupakan sebuah solusi untuk melakukan virtualisasi pada Linux dengan perangkat keras type x86 (64-bit).
KVM diimplementasikan sebagai modul kernel loadable yang mengubah kernel Linux menjadi bare metal hypervisor. Ada dua prinsip desain utama yang diadopsi oleh KVM dengan tujuan agar KVM menjadi hypervisor dengan kinerja tinggi dan melampaui open source hypervisors lainnya.
- Pertama, karena KVM didesain setelah kemunculan teknologi virtualisasi dibantu perangkat keras (hardware assisted virtualization), KVM tidak perlu mengimplementasikan fitur yang telah disediakan oleh perangkat keras. KVM membutuhkan prosesor Intel VT-X atau AMD-V dan menggunakan fitur tersebut untuk virtualisasi CPU. Karena memanfaatkan dukungan perangkat keras yang telah tersedia, KVM mampu merancang solusi hypervisor yang optimal tanpa memerlukan beban yang mendukung perangkat keras dan tidak perlu modifikasi untuk mendukung sistem operasi guest.
- Kedua, tim KVM menerapkan pepatah “don’t reinvent the wheel”. Terdapat banyak komponen yang dibutuhkan oleh hypervisor agar KVM mampu memvirtualisasi CPU dan memori, seperti: pengatur memori, penjadwal proses, I/O stack, device drivers, pengatur keamanan, network stack, dan sebagainya. Faktanya, suatu hypervisor adalah sistem operasi khusus, hanya saja tujuan hypervisor berbeda dengan tujuan umum sistem operasi lainnya. Hypervisor menjalankan mesin virtual, bukan aplikasi-aplikasi. Karena kernel Linux sudah mencakup fitur inti yang diperlukan oleh hypervisor dan Linux telah menjadi platform skala enterprise yang stabil selama lebih dari lima belas tahun, KVM dibangun berdasarkan kernel Linux agar lebih efisien, daripada menulis semua komponen yang dibutuhkan seperti pengatur memori dan penjadwal dari awal.
Dalam hal ini, KVM mendapatkan pelajaran dari pengalaman Xen. Salah satu tantangan utama arsitektur Xen adalah arsitektur pemecahan domain0 dan hypervisor Xen. Karena hypervisor Xen menyediakan fitur platform inti dalam stack, Xen perlu mengimplementasikan fitur-fitur tersebut, seperti penjadwal dan pengatur memori, dibangun dari nol. Misalnya saat kernel Linux memiliki pengatur memori yang telah teruji dan baik termasuk dukungan untuk NUMA dan sistem skala besar, hypervisor Xen perlu membangun dukungan ini dari awal. Demikian pula fitur seperti manajemen daya di Linux yang sudah matang dan telah terbukti di lapangan harus diimplementasi ulang pada hypervisor Xen.
2. XenServer (XEN)
XenServer merupakan server virtualization platform dari citrix, untuk mengoptimalkan Windows dan linux virtual server, dimana semuanya memerlukan kemampuan membuat dan manage sebuah virtual infrastructure.
Xen adalah open source virtual machine manager & monitor, dikembangkan di University of Cambridge. Dibuat dengan tujuan untuk menjalankan sampai dengan seratus sistem operasi ber-fitur penuh ( full featured OSs) di hanya satu komputer. Virtualisasi Xen menggunakan teknologi paravirtualisasi menyediakan isolasi yang aman, pengatur sumberdaya, garansi untuk quality-of-services dan live migration untuk sebuah mesin virtual.
Untuk menjalankan Xen, sistem operasi dasar harus dimodifikasi secara khusus untuk kebutuhan tersendiri dan dengan cara ini dicapai kinerja virtualisasi sangat tinggi tanpa hardware khusus.
XenServer jalan langsung di hardware server tanpa memerlukan sistem operasi.
XenServer bekerja di element-element yang sederhana dari physical Machine (seperti hard drives, resources and ports) dan mengalokasikan ke virtual machines (VMs) yang sedang berjalan.
XenCenter bisa manage XenServer hosts, pools dan shared storage dan deploy, manage dan monitor Virtual Machines dari Windows Desktop Machine.
3. OpenVZ
OpenVZ merupakan virtualisasi pada tingkat OS (Operating System) yang berbasis pada kernel Linux yang telah dimodifikasi yang memungkinkan sebuah server fisik untuk menjalankan beberapa instances yang disebut containers, virtual private server (VPS), atau Virtual Environments (VE). Istilah yang lebih umum digunakan adalah container. Container sering dianalogikan dengan chroot atau jail, tetapi container jauh lebih baik dalam hal isolasi, kemananan, fungsionalitas, dan manajement resources.
OpenVZ terdiri dari sebuah kernel Linux khusus dan beberapa user-level tool. OpenVZ sangat portabel, tidak mengandalkan dukungan VT pada CPU, sehingga tersedia untuk sejumlah type CPU termasuk x86, x86-64, IA-64, PowerPC dan SPARC
Virtualisasi-OS ini sangat berbeda dengan produk-produk Virtualisasi-Hardware/Mesin seperti VMWare, VirtualBox, KVM, maupun Xen. Dalam OpenVZ Anda hanya dapat melakukan virtualisasi Linux di Linux.
Mengapa menggunakan OpenVZ?
Karena relatif ringan, Virtualisasi-OS menawarkan sejumlah keuntungan daripada Virtualisasi-Hardware
1. Jauh lebih efisien
2. Memungkinkan lebih banyak jumlah container dalam satu server.
3. Menawarkan parameter manajemen resource yang lebih lengkap/detail.
4. Manajemen resource bersifat dinamis sehingga tidak perlu merestart sistem container
OpenVZ dapat mencapai performa, skalabilitas, dan densitas yang lebih baik karena terdapat satu kernel Linux yang berjalan pada host fisik dimana setiap container hanya mengambil resources yang diperlukan untuk menjalankan proses/service didalamnya saja, tidak perlu untuk keseluruhan sistem operasi. Sebuah basic-container dapat menambahkan 8-14 proses pada host. OpenVZ juga dapat menangani aplikasi tingkat lanjut seperti aplikasi multi-threaded Java.
Keuntungan lain dari OpenVZ adalah menawarkan berbagai parameter manajemen resources yang dinamis antara lain: penggunaan memory, jumlah proses, tingkat penggunaan CPU, penggunaan disk space, dan lain-lain yang semuanya itu dapat dirubah-rubah sambil container tetap running. OpenVZ juga mendukung kuota disk space serta kuota disk space untuk user/group di dalam container.
VPS : OpenVZ Vs XEN
OpenVZ (Disebut Virtual Private Server)
Kelebihan :
1. Bisa berlakukan overselling.
2. Setup lebih mudah mengingat partisi linux yang digunakan secara standar.
3. Menggunakan Burst RAM.
4. Pengelolaan Server lebih gampang dibanding Xen.
Kekurangan :
1. Tidak mendukung SWAP.
2. Semua VPS yang ada sangat bergantung kepada Nodenya (Karena kernelnya ikut ke Node).
3. Jika memory dedicated dan Burst habis/mentok maka VPS akan down.
4. Beberapa seting dibatasi oleh Node.
5. Hanya mendukung linux.
XEN (Disebut Virtual Dedicated Server)
Kelebihan :
1. Sistemnya berdiri sendiri layaknya sebuah Dedicated Server
2. Menggunakan SWAP.
3. Hampir tidak ada masalah dengan seting karena tidak dibatasi oleh node.
4. Jika Memory Dedicated habis, maka SWAP akan berfungsi otomatis dan tidak seperti OpenVZ yang down, pada XEN hanya menyebabkan sistem VDSnya akan melambat.
5. Bisa mendukung instalasi Windows Server.
Kekurangan :
1. Setup Node dengan partisi LVM (Karena membutuhkan VG untuk client VDSnya).
2. XEN hanya berjalan pada 256 MB RAM (dibawah spek ini tidak akan stabil).
3. Perlu space lebih di node untuk temp prosesnya.
Sumber : http://www.idreg.net/
No comments:
Post a Comment